Ruhut Ragukan Independensi 2 Tokoh Ini Tangani Kisruh KPK-Polri

Menurut Ruhut, kedua tokoh tersebut dianggap akan condong kepada salah satu pihak.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 27 Jan 2015, 13:48 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2015, 13:48 WIB
6 Politisi Pembelot Partai
Ruhut Sitompul adalah Anggota Komisi III dari Fraksi Demokrat dulunya adalah politikus Partai Golkar. Lucunya ia lebih memilih Jokowi padahal ia sempat menghina Jokowi (Liputan6.com/Faisal R syam)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul meragukan independensi tim yang bertugas memberikan masukan pada Presiden Joko Widodo atau Jokowi, terkait polemik antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri. Menurut dia, sulit menjamin independensi ketika tim tersebut diisi  tokoh yang ia anggap condong kepada salah satu pihak.

Ruhut menilai, dari 7 anggota tim independen, ada dua tokoh yang ia sorot. Yaitu mantan ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie dan mantan wakil kepala Polri Komjen (Purn) Oegroseno.

"Jimly kan dulu pansel (panitia seleksi) KPK. Jadi mesti eling dong, harus ingat siapa diri kita," kata Ruhut di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/1/2015).

Politisi Partai Demokrat itu juga meragukan kapasitas Oegroseno. Karena beberapa hari ini Oegroseno sering melontarkan pernyataan yang menyudutkan pimpinan Polri. Ruhut tidak yakin keberadaan Oegroseno dalam tim independen itu dapat dihargai oleh petinggi atau anggota Polri.

"Oegroseno dan Jimly, bisa nggak mereka independen? Atau Oegroseno, dia masih didengar nggak, masih dihormati nggak di kepolisian," tandas Ruhut.

Pada Minggu 25 Januari malam, 7 orang dipanggil Presiden Jokowi ke Istana untuk dimintai pendapatnya dalam menangani kisruh antara KPK dengan Polri. Dari 7 itu, hanya mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif yang tak hadir.

Mereka yang hadir di Istana adalah mantan ketua MK Jimly Asshiddiqie, mantan wakil ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas, mantan Plt Ketua KPK Tumpak Hatorangan Panggabean, mantan wakapolri Komjen Pol Oegroseno, guru besar hubungan internasional Hikmahanto Juwono, dan pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar. (Ali/Sun)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya