Menteri Ini Paling Tidak Disukai Netizen Versi PoliticaWave

Penilaian itu terkait pernyataan sang menteri yang menyebut massa pendukung KPK sebagai rakyat tak jelas.

oleh Audrey Santoso diperbarui 11 Feb 2015, 18:56 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2015, 18:56 WIB
Tedjo Edhy Purdijatno
Tedjo Edhy Purdijatno (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menkopolhukam Tedjo Edy Purdjianto mendapatkan nilai sebagai menteri yang paling tidak disukai oleh netizen atau pengguna dalam jaringan (daring) internet terkait sebagai tokoh menteri paling banyak diperbincangkan selama 100 hari pertama kinerja Kabinet Kerja.

Penilaian itu terkait pernyataan Menteri Tedjo yang menyebut massa pendukung KPK sebagai rakyat tak jelas.

"Menteri Tedjo mendapat peringkat paling tidak disukai oleh netizen atau mendapat respons negatif. Survei ini berdasarkan dari PoliticaWave atas banyaknya percakapan yang dilakukan para pengguna media sosial di Indonesia," kata pendiri lembaga PoliticaWave, Yose Rizal di Jakarta, Rabu (11/2/2015)

Penilaian ini, lanjut dia, terkait pernyataan Menteri Tjahjo yang menyebut server e-KTP berada di luar negeri. Namun setelah dicek anggota DPR, server berada di dalam negeri.

Menteri lainnya yang mendapatkan respons negatif adalah Menteri BUMN Rini Soemarno. Dia dibicarakan oleh Netizen karena berwacana menjual gedung BUMN dan mempekerjakan ekspatriat untuk duduk di posisi pejabat BUMN.

Dan terakhir adalah Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri yang dinilai kurang memperhatikan kaum difabel dan melarang orang asing menjadi guru agama.

"Ada juga kebijakan yang mendapat respons negatif kalau gaya blusukan yang Hanif lakukan hanya sekadar pencitraan," kata Yose.

Walau beberapa menteri Kabinet Kerja ada yang mendapat respons negatif, masyarakat masih menilai pemerintahan Joko Widodo telah didukung oleh sebagian besar masyarakat.

"Terlepas dari pro dan kontra netizen terhadap Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla, masih terlihat besarnya dukungan dan harapan netizen. Dalam 100 hari, 70 persen statement positif dan 30 persen respons negatif," tukas Yose. (Ali/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya