Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi mencapai 1,65 persen pada Maret 2025 secara bulanan. Komoditas yang paling besar menyumbang inflasi yakni tarif listrik hingga bahan bakar rumah tangga.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah menerangkan penyumbang inflasi terbesar datang dari kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga. Angka inflasi kelompok ini mencapai 8,45 persen dengan andil inflasi Maret 2026 sebesar 1,18 persen.
Baca Juga
"Kelompok penyumbang inflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesr 8,45 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 1,18 persen," kata Habibullah dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Selasa (8/4/2025).
Advertisement
Dia mengatakan, dalam kelompok tersebut, tarif listrik menjadi satu komoditas yang memberikan andil inflasi paling besar. Adapun, pada Maret 2025 biaya listrik yang dibayarkan konsumen telah kembali normal usai diskon 50 persen untuk periode Januari-Februari 2025.
Habibullah mencatat, selesaikan diskon tarif listrik itu menjadi faktor tingkat inflasi pada Maret 2025.
"Komoditas yang dominan mendorong inflasi kelompok ini adalah tarif listrik yang memberikan andil inflasi sebesar 1,18 persen," ungkapnya.
Kelompok lainnya yang mencatatkan inflasi cukup besar asalah Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan inflasi 1,24 persen dan andil inflasi Maret 2025 sebesar 0,37 persen.
"Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi adalah bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen, cabai rawit dengan andil inflasi 0,06 persen, emas perhiasan dengan andil inflasi 0,05 persen, dan daging ayam ras dengan andil inflasi 0,03 persen," urainya.
Â
Inflasi 1,65 Persen Maret 2025
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia mengalami inflasi sebesar 1,65 persen pada Maret 2025. Angka inflasi ini tercatat secara bulanan atau month to month (mtm).
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah menerangkan angka inflasi tersebut termasuk dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari Februari 2025.
"Pada Maret 2025 terjadi inflasi sebesar 1,65 persen secara bulanan atau month to month, atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) 105,48 pada Februari 2025 menjadi 107,22 pada Maret 2025," kata Habibullah dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Selasa (8/4/2025).
Â
Advertisement
Lebih Tinggi dari Sebelumnya
Adapun, besaran inflasi ini dicatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Tren yang sama juga ditunjukkan jika dibandingkan dengan tingkat inflasi pada Maret 2024, tahun lalu.
Pada Februari 2025, ekonomi Indonesia mengalami deflasi 0,48 persen. Sedangkan pada Maret 2024 lalu, tercatat inflasi pada posisi 0,52 persen.
"Secara year on year (yoy) juga terjadi inflasi sebesar 1,03 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 0,39 persen," kata dia.
"Tingkat inflasi Maret 2025 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan Maret tahun 2024," terang Habibullah.
