Profil 3 Pemimpin Sementara KPK Pilihan Jokowi

Ketiganya, yakni mantan Ketua KPK Taufiequrachman Ruki, Indriyanto Seno Adji, dan Deputi Bidang Pencegahan KPK Johan Budi.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 18 Feb 2015, 18:15 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2015, 18:15 WIB
Ilustrasi KPK
Ilustrasi KPK

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kasus yang membelit para pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Presiden Jokowi memutuskan memberhentikan Abraham Samad dan Bambang Widjojanto dari posisi mereka sebagai pimpinan KPK.

Dan untuk mengisi kekosongan kursi pemimpin di lembaga anti-rasuah itu, maka Jokowi menunjuk 3 orang sekaligus sosok pilihannya. Ketiganya, yakni mantan Ketua KPK Taufiequrachman Ruki, Indriyanto Seno Adji, dan Deputi Bidang Pencegahan KPK Johan Budi.

Mereka bukan orang sembarangan. Sepak terjang ketiganya seharusnya sudah tak diragukan lagi. Siapa mereka?

Taufiequrachman Ruki

Pria kelahiran Rangkasbitung 18 Mei 1946 silam ini adalah pensiunan anggota Polri. Pangkat terakhirnya, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol). Setelah menamatkan SMA di Rangkas Bitung, Ruki bergabung di Akademi Kepolisian (Akpol).

Karirnya dimulai saat dia menjabat Kepala Kepolisian Sektor Kelari Polres Karawang pada 1974-1975. Dia juga pernah menjabat Kepala Kepolisian Wilayah Malang pada 1992-1997.

Ruki lalu menduduki kursi DPR sebagai anggota dewan dari TNI/Polri pada kurun waktu 1992-2001. Puncaknya, pada 16 Desember 2003, dia diangkat sebagai Ketua KPK pertama.

Saat ini dia tercatat sebagai komisaris utama Bank BJB yang didudukinya sejak Desember 2014. Dia juga pernah duduk sebagai anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2009-2013 dan komisaris utama PT Krakatau Steel.

Berbagai penghargaan berhasil diraihnya, di antaranya Satya Lencana Kesetiaan VIII, XIV, XXIV; Bintang Bhayangkara Narariya dan Pratama; dan Satya Lencana Dwija Sistha.

Indriyanto Seno Adji

Putra mantan Ketua Mahkamah Agung Oemar Seno Adji ini adalah seorang akademisi di bidang hukum. Dia merupakan guru besar hukum pidana Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).

Namanya juga tercatat sebagai guru besar Pusdiklat Kejaksaan Agung. Pada 2008, Indriyanto masuk dalam 15 calon hakim Mahkamah Konstitusi yang diajukan panitia seleksi pada mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dia juga pernah disebut-sebut sebagai pengacara 2 pemegang saham Bank Century, Hesyam Al-Waraq dan Rafat Ali Rizvi. Kabar ini mencuat setelah mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji menyebut namanya saat rapat Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Bank Century di DPR pada 2010 lalu. Namun hal ini dibantahnya.

Sejumlah buku telah dilahirkan Indriyanto. Di antaranya, Korupsi dan Hukum Pidana, Perkara H.M. Soeharto Politisasi Hukum?, serta Korupsi dan Hukum Pidana.

Johan Budi

Nama juru bicara KPK ini sudah tak asing lagi. Sudah sejak 2006 lalu Johan menjadi "mulut" dari lembaga ini.

Sosoknya hampir selalu ada setiap kali konferensi pers digelar KPK. Pada 2008-2009, pria berkacamata ini sempat menjabat Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK.

Lalu, ia duduk sebagai Kepala Biro Humas KPK pada 2009. Dan terakhir, namanya tercatat sebagai Deputi Pencegahan KPK sejak 2014.

Pada 2011 lalu, alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu sempat ikut seleksi calon pimpinan KPK. Bersama Abraham Samad, dia bersaing melawan pimpinan KPK Adnan Pandu Pradja dan mantan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah. Namun, namanya tak lolos dalam seleksi.

Sebelum bergelut di KPK, Johan merupakan seorang jurnalis di majalah Tempo. (Ndy/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya