Pengamat Roda Dua: Begal Motor Tak Bergerak Sendiri, Ada Donatur

Aksi para begal motor di Indonesia lebih sadis dari geng motor di negara asalnya, Amerika Serikat.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 02 Mar 2015, 09:51 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2015, 09:51 WIB
Ilustrasi Begal Motor
Ilustrasi Begal Motor

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembegalan sepeda motor oleh kawanan bersenjata marak terjadi sepanjang awal 2015. Total sudah terjadi lebih dari 80 kasus pembegalan di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bogor, dan Bekasi.

Bedasarkan data kepolisian, kasus begal paling banyak terjadi di Jakarta Selatan yakni 17 kasus perampasan. Kemudian di Jakarta Pusat 8 kasus penodongan, 2 kasus perampokan di Tangerang, dan 4 kasus perampasan serta 1 perampokan di Depok.

Diduga begal motor marak terkait ulah geng motor yang kerap melakukan aksi di jalanan pada malam hari. Para geng motor itu memang sering berkumpul dan melakukan aksi kebut-kebutan di jalanan.

Pengamat otomotif roda dua Wulung Damardoto mengatakan, kasus begal marak sejatinya karena faktor ekonomi. Sejarah geng motor, lanjut dia, berasal dari Amerika Serikat. Tapi di Negeri Paman Sam, geng motor merupakan life style atau gaya hidup.

"Dari sejarahnya, geng motor asal Amerika memiliki pengaruh besar terhadap munculnya geng-geng motor di Indonesia," kata pria yang kerap disapa Ungki itu. Aksi para begal motor yang nekat melukai, menembak, sampai menghilangkan nyawa korban, memperlihatkan kelompok geng motor yang menjadi begal lebih sadis dari geng motor Amerika.

"Di Amerika Serikat biasanya lebih mengedepankan life style, kalau di Indonesia faktor ekonomi yang dikejar," jelas Ungki saat dihubungi di Jakarta, Senin (2/3/2015).

Dia yakin, para begal ini tidak bergerak sendiri. Dari rententan kasus yang terjadi hingga hari ini, Ungki curiga ada yang menyokong dana atau donatur untuk mereka.

"Yang saya bingungkan, siapa aktor di balik itu semua. Mereka bisa dan mudahnya merekrut anggota dan ini jelas tidak sembarangan, karena terorganisir dengan baik," ucap dia Ungki.

Karena itu, dia meminta aparat kepolisian tidak hanya menggelar razia untuk mengatasi masalah begal. Tapi juga segera menggelar operasi untuk menjaring sindikat para begal.

"Kalau hanya razia itu nggak akan bisa selesai. Harus lebih banyak melakukan operasi, apakah itu menyamar untuk memancing para pembegal," ujar Wulung Damardoto. (Sun/Sss)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya