Ahok 'Mengamuk', Mediasi dengan DPRD DKI Deadlock

"Jangan bohong Pak Gubernur," seru seorang anggota dewan yang terdengar hingga ke luar ruang rapat, kantor Kemendagri, Jakarta.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 05 Mar 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2015, 13:00 WIB
Gaya Ahok Usai Bertemu Jokowi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/2/2015). Kedatangan Ahok terkait kisruh dana siluman di APBD 2015 DKI Jakarta (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Mediasi soal kisruh APBD DKI Jakarta 2015 antara Gubernur Ahok, jajaran Pemprov dan DPRD DKI Jakarta yang digelar di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) berakhir ricuh. Sekitar pukul 11.35 WIB, terdengar teriakan dari dalam ruang rapat Sasana Bhakti Praja.

"Jangan bohong Pak Gubernur," seru seorang anggota dewan yang terdengar hingga ke luar ruang rapat, kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (5/3/2015).

Tiba-tiba Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham 'Lulung' Lunggana dan Muhammad Taufik keluar ruangan dan berseru-seru.

"Gubernur ngamuk, gubernur menekan anak buahnya," teriak Lulung.

Dengan nada tinggi, Lulung menjelaskan, Ahok menekan anak buahnya dengan tidak memperbolehkan APBD DKI Jakarta hasil pembahasan dengan DPRD DKI Jakarta diinput. Salah satunya soal uninterruptible power supply (UPS). Padahal, menurut dia, pembahasan itu adalah proses undang-undang.

Menurut Lulung, kericuhan terjadi saat Ahok menanyakan soal UPS kepada Walikota Jakarta Barat Anas Effendi yang tak diusulkan dalam hasil pembahasan.

"Hasilnya deadlock. Pak Gubernur mengancam-ancam kepada SKPD, mengamuk dan berteriak. Dia bilang, 'Hey, kamu jelaskan bahwa kamu tidak mengusulkan UPS," ucap Lulung.

Sedangkan, menurut dia, UPS itu merupakan hasil pembahasan di masing-masing komisi dan sudah disetujui dan ditetapkan di paripurna.

"Jadi melanggar UU. Makanya saya bilang, hari ini kita bicara UU, apa bicara kesewenang-wenangan?" cetus Lulung.

Sementara, anggota DPRD Fraksi PKS Slamet Nurdin mengungkapkan, dalam ruangan tersebut yang marah-marah adalah Ahok. Ini karena kembali mengungkit masalah UPS dan hilangnya anggaran truk sampah dalam APBD 2013 dan 2014.

"Sebenarnya sudah mau ditutup tapi mau ada closing statement gubernur dan ketua dewan. Lalu (gubernur) membicarakan UPS," ujar Slamet.

Di tengah kericuhan itu, Ahok dan pejabat Kemendagri serta Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi diamankan pamdal melalui pintu belakang ruang rapat. Ketika ditemui di lantai dua gedung C Kemendagri, Ahok terlihat tersenyum seakan tak terjadi apa-apa.

Namun, Ahok masih enggan berbicara dan langsung menuju mobilnya untuk kembali ke Balaikota DKI Jakarta. (Ndy/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya