Dukung Ahok, Para Guru Gelar Aksi 'Dukung Berantas Mafia APBD'

Para guru mengumpulkan petisi dukungan untuk Ahok dan membentangkan spanduk bertuliskan 'Dukung Berantas Mafia APBD'.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 08 Mar 2015, 08:49 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2015, 08:49 WIB
Petisi dukungan untuk Ahok
Petisi dukungan untuk Ahok (Liputan6.com/Andi Mutya Ketteng)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 20 warga DKI Jakarta yang tergabung dalam 'Sahabat Ahok' melakukan aksi bertajuk 'Dukung Berantas Mafia APBD' di kawasan Car Free Day (CFD). Gerakan yang diisi mayoritas guru bantu di Jakarta ini menggelar penggalangan tanda tangan atas petisi mendukung Gubernur DKI Jakarta itu.

Pantauan Liputan6.com, Minggu (8/3/2015), sekitar pukul 07.00 WIB, kain putih sepanjang 15 meter dengan lebar 1 meter digelar di depan pos polisi Bundaran HI. Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan 'Dukung Berantas Mafia APBD'.

"Kami dukung Gubernur DKI yang sangat luar biasa semangatnya berantas korupsi di Jakarta. Kami guru bantu. Tidak ada yang koordinir ataupun sponsor," kata Koordinator Aksi Elis kepada Liputan6.com di lokasi.

Menurut dia, gerakan ini tercetus dari rasa keprihatinan mereka melihat kondisi Jakarta saat ini. Dipicu adanya dugaan anggaran 'siluman' dalam APBD DKI oleh oknum DPRD.

Menurut dia, selama ini guru bantu di Jakarta hanya digaji Rp 650 ribu per tahun. Sementara mereka ingin memperjuangkan nasib mereka, justru semakin dipersulit oleh adanya anggaran 'siluman' ini.

"DPRD itu buat kami mereka wakil rakyat. Tapi hanya duduk manis memperkaya diri sendiri. Kami ingin ada perubahan. Semangat Pak Ahok. Juga kami pikir nasib kami. Masih banyak guru honornya kecil. Kami ada bersama Ahok. Kami adalah orang-orang yang tak pernah terlihat oleh APBD," kata Elis.

Sementara rekannya yang lain, Dalbini, mengungkapkan sebenarnya ada wakil dari kalangan guru yang sudah duduk di kursi legislatif Jakarta. Awalnya mereka berharap wakilnya itu bisa membantu memperjuangkan nasib mereka. Namun menurut dia, hingga saat ini tak ada perubahan. Wakil yang mereka harapkan itu tak kunjung membantu, melainkan malah duduk manis di kursi dewan hingga ditemukannya anggaran 'siluman'.

"Ternyata DPRD titipkan dana tidak sedikit. Kami tidak benci DPRD, kami benci oknumnya. DPRD nggak mungkin sendiri karena pasti terjadi pembahasan sama Pemprov. Padahal ada guru juga jadi anggota DPRD. Tapi duduk di sana, di kepalanya ada 'Rp', yaah..," kata Dalbini.

Menurut dia, jika telah terkumpul tanda tangan sebanyak-banyaknya, petisi ini akan disampaikan langsung oleh pihaknya kepada Ahok di Balaikota Jakarta. "Akan disampaikan ke Ahok demi memberi dukungan moril agar beliau tetap semangat. Tegakkan transparansi anggara. Rabu diserahkan ke Pak Ahok," ucap Dalbini.

Saat ini, pengumpulan tanda tangan dukungan kepada Ahok masih berlangsung. Terlihat banyak warga yang melintas dan tertarik menuliskan kalimat dukungan sambil membubuhkan tanda tangannya di atas kain putih yang sudah digelar sebelumnya. "Ini bukan soal jumlah yang melakukan aksi. Tapi jumlah warga yang tanda tangan. Warga DKI sudah cerdas," tandas Dalbini. (Riz)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya