Liputan6.com, Cilacap - Pengacara Farhat Abbas menemui salah satu terpidana mati jilid II di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Yang ditemui Farhat, yakni terpidana mati asal Nigeria Sylvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa. Ada apa?
Rupanya Farhat ingin menginformasikan pihak lapas terkait upaya hukum yang dilakukan Sylvester. Kantor hukum Farhat Abbas dan rekan saat ini ditunjuk untuk menangani kasus Sylvester.
"Upaya yang ditempuh oleh tim pengacara Sylvester, yaitu dengan mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tentang Keppres Nomor 11 Tahun 2015," kata Farhat di Dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (9/3/2015).
Ia mengaku, juga sudah menyampaikan surat kepada Jaksa Agung HM Prasetyo dan Presiden Jokowi.
"Pada Jumat yang lalu, saya sudah ke Kejaksaan Agung, mereka lagi mempelajarinya dan kemungkinan besar akan ditunda eksekusi, khusus Sylvester," ujar Farhat.
Farhat juga mengimbau Jokowi memperhatikan permohonan Perdana Menteri Australia Tony Abbott untuk menyelamatkan duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Apalagi, Myuran dan Andrew sudah lebih dari 10 tahun menghuni Lapas Kerobokan, Bali.
Farhat rupanya pengacara dari 3 anggota sindikat Bali Nine yang selamat dari ancaman hukuman mati. Ketiganya, yakni Tan Duc Tan Nguyen, Si Yi Chen, dan Mathew James Norman.
"Itulah gunanya lembaga pemasyarakatan. Artinya di sini DPR juga jangan hanya sekadar diam kemudian memprovokasi, mengompor-ngompori pemerintah seolah-olah jangan sampai kedaulatan hukum dicampuri, jangan sampai intervensi," ucap dia.
Menurut dia, Jokowi mempunyai kewenangan untuk membatalkan eksekusi mati terhadap warga asing yang negaranya pernah menyumbang besar buat ekonomi maupun kemanusiaan di Indonesia.
Sylvester Obiekwe Nwaolise merupakan salah seorang terpidana mati yang segera menghadapi eksekusi tahap II. Warga negara Nigeria itu ditangkap pada 2003 oleh Direktorat Narkoba Mabes Polri karena menyelundupkan heroin sebanyak 1,2 kilogram ke Indonesia dan selanjutnya divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Tangerang. Grasinya ditolak melalui Keppres 11/G 2015.
Dia telah dua kali diciduk Badan Narkotika Nasional (BNN) karena mengendalikan peredaran narkoba dari dalam penjara, yakni pada 27 November 2012 saat menghuni Lapas Batu, Nusakambangan dan 29 Januari 2015 saat menghuni Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.
Jelang eksekusi, Sylvester dikembalikan ke Lapas Nusakambangan oleh BNN pada 26 Februari 2015. Dia kini ditempatkan di Lapas Batu Nusakambangan. (Ant/Ndy/Mvi)
Farhat Abbas Temui Terpidana Mati di Nusakambangan
Farhat mengaku, sudah menyampaikan surat terkait gugatan eksekusi mati kepada Jaksa Agung HP Prasetyo dan Presiden Jokowi.
Diperbarui 09 Mar 2015, 11:49 WIBDiterbitkan 09 Mar 2015, 11:49 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sedekah Orang yang Berutang Tak Akan Diterima, Ini Solusinya dari Buya Yahya
Resep Ayam Serundeng Kelapa Sederhana: Hidangan Lezat dan Mudah Dibuat
Komisi III DPR RI Sesalkan Insiden Penyerangan Oknum TNI di Mapolres Tarakan
Seni Madihin, Warisan Budaya Banjar Tetap Hidup pada Era Modern
350 Kata Penyemangat Terbaik untuk Memotivasi Diri dan Orang Lain
Makna Tradisi Nasi Berkat yang Dihina Kades Wiwin Komalasari, Sudah Ada Sejak Sunan Kalijaga
Sambut Ramadan 2025, Ini Doa yang Dianjurkan Rasulullah SAW
Mengapa Bintang Terlihat Berkelap-Kelip? Ini Jawabannya
Arti Rambu Lalu Lintas: Panduan Lengkap untuk Keselamatan di Jalan
Mariana Sebut Makan Bergizi Jalan Hadapi Bonus Demografi 2030
Memahami Arti Bahasa: Panduan Lengkap untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa
Buya Yahya Bagikan Bacaan Niat Puasa Ramadhan Pendek, Tetap Sah