Jembatan di Lebak Putus, 12 Siswa Tak Bisa Ikut Ujian

12 Siswa itu diberikan keringanan dalam menjalankan proses UTS.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 12 Mar 2015, 10:14 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2015, 10:14 WIB
jembatan gantung
Jembatan gantung di Lebak, Banten, putus. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Banten - Terputusnya jembatan gantung di Kabupaten Lebak, Banten, membuat belasan siswa SD 1 Pajagan tak bisa mengikuti Ujian Tengah Sekolah (UTS). Sebab, mereka tak memiliki jalan lain untuk menjangkau sekolah.

"Hari ini UTS. Karena musibah kemarin 12 siswa tidak mengikutinya. Ini sudah dibicarakan dengan pihak Dinas Pendidikan," kata Kepala Sekolah SDN 1 Pajagan Sabrowi saat ditemui di ruangannya, Lebak, Banten, Kamis (12/3/2015).

Kedua belas siswa tersebut merupakan warga kampung Polad, Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, yang berjarak satu setengah jam dari sekolah jika berjalan kaki. Mereka harus menembus bukit dan belantara hutan. Bahkan, jika musim hujan tiba, jalanan menjadi becek. Jika berjalan kaki, dipastikan akan terpeleset.

Sabrowi menuturkan, 12 siswa itu diberikan keringanan dalam menjalankan UTS. Bahkan jika diperlukan, pihak sekolah akan mengirim guru ke rumah peserta didik agar bisa mengikuti ujian.

"Akan mendatangi rumah siswa bila hal ini harus dilakukan," ujar Sabrowi.

Jembatan gantung yang menghubungkan dua kecamatan antara Kecamatan Sajira dengan Kecamatan Cimarga putus pada Selasa 10 Maret 2015. Sebanyak 45 siswa SD yang tengah melewati jembatan tersebut, tercebur ke Sungai Cibeurang.

Jembatan gantung yang memiliki panjang 70 meter dan lebar 1,5 meter itu diduga putus karena faktor usia jembatan dan minim perawatan. (Ali/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya