Liputan6.com, Jakarta Sejumlah laporan dari banyak daerah menemukan menu makan bergizi gratis (MBG) yang tidak sesuai standar. Mulai dari makanan basi, tidak sesuai standar gizi, hingga siswa keracunan.
Menanggapi masalah itu, Direktur Eksekutif Global Strategi Riset Indonesia (GSRI) Sebastian Salang menyatakan, harus ada perbaikan mulai dari di bagian hulu yakni Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau biasa disebut dapur umum.
Advertisement
Baca Juga
Sebastian menjelaskan, sebelum disalurkan ke tiap-tiap sekolah, alur makanan diolah di SPPG yang sudah mulai beroperasi sejak dini hari. Setiap SPPG punya tanggung jawab untuk menyajikan ratusan porsi.
Advertisement
Quality control (QC) tidak baik, membuat makanan dari dapur umum seperti yang banyak diberitakan saat ini, anak-anak keracunan.
"Jadi dalam implementasinya itu banyak sekali berita yang muncul di media sosial, di media, berita-berita online berkaitan dengan pelaksanaan makan bergizi gratis," kata Sebastian Salang kepada wartawan di Jakarta, seperti dikutip Sabtu (1/3/2025).
"Karena itu, menurut GSRI, perlu sekali kita melakukan riset. Nah, dari riset yang kita lakukan itu memang terlihat sekali bahwa dari sisi konsepnya itu belum matang, dari sisi perencanaannya juga belum. Sehingga ketika bulan Januari dilaksanakan, sebetulnya di lapangan belum siap," tuturnya.
Sebastian mengungkap ketidaksiapan program MBG dapat terlihat dari biasnya data penerima, dari konsep kerja sama dan efektivitas model dapur umum.
"Menurut saya enggak apa-apa pemerintah melakukan evaluasi, dan evaluasi secara menyeluruh, asal evaluasinya objektif, jujur dilakukan. Jadi, kalau ternyata ada fakta di lapangan yang menyatakan atau menunjukkan belum siap, ya tidak usah malu untuk moratorium," tegas Sebastian.
Sebastian menyatakan makan bergizi gratis seharusnya menjadi program yang sudah dipersiapkan secara matang sebelum dijalankan. Namun yang terjadi saat ini adalah sebaliknya.
"Saya sarankan mumpung masih awal, supaya uang negara ini tidak dihambur-hambur, lalu kemudian dampaknya tidak terukur dengan jelas, sementara efek negatifnya banyak sekali. Nah itu, menurut kita memang harus evaluasi dan jangan menunggu lama-lama. Ini sekarang sudah bulan Maret. Artinya sudah dua bulan. Cukup waktunya untuk melakukan evaluasi," Sebastian menandasi.
Â
Siswa SD di Takalar Keracunan Makan Bergizi Gratis
Sebelumnya, sebanyak 12 siswa sekolah dasar di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan dilarikan ke puskesmas karena diduga mengalami keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) pada Rabu (26/2/2025). Saat ini, pemerintah setempat tengah menyelidiki kejadian tersebut.Â
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar, dr Nilal Fauziah membenarkan hal tersebut. Dia menyebut 12 siswa SD tersebut berasal dari 3 sekolah yang berbeda.Â
"Kejadian ini di tiga SD, yakni di SD Kapunrengan 10 siswa, SD Bonto Ba'do 1 orang dan SD Lengkese 1 orang siswa," kata Nilal, Rabu (26/2/2025).Â
Dari informasi yang diterima Liputan6.com, belasan siswa-siswi itu mengalami sakit perut dan pusing usai menyantap MBG yang disiapkan. Adapun menu dalam program MBG tersebut adalah nasi, ikan, tahu dan pisang.Â
Menurut Nilal, kejadian dugaan keracunan makanan dalam program MBG ini tidak bersifat massal. Pasalnya, dari 97 siswa yang menyantap makan bergizi gratis, hanya 12 orang siswa yang terdampak.Â
"Jadi tidak massal sifatnya. Karena jumlah anak yang di berikan makanan ada 97 orang," bebernya.Â
Saat ini, Dinkes Takalar sudah menerjunkan tim surveylance. Selain itu Nilal mengaku bahwa pihaknya juga telah mengambil sampel makanan untuk diperiksa di laboratorium.Â
"Hari ini juga kami menerjunkan tim surveylance dari dinas kesehatan," sebutnya.Â
"Jadi kita belum bisa memastikan apakah dari sumber makanan karena korbannya tidak massal. Artinya banyak kemungkinan. Termasuk bisa saja berasal dari air minum yang sebagian besar dibawa anak anak dari rumahnya." imbuh Nilal.Â
Sementara itu, Sekda Takalar Muhammad Hasbi mengimbau kepada seluruh masyarakat Takalar untuk tidak panik menyikapi informasi ini. Ia meminta agar masyarakat mempercayakan penanganan kejadian ini kepada Pemkab Takalar.Â
"Kami imbau masyarakat tidak panik. Ini kejadian pertama dan tidak massal. Percayakan kepada pemerintah untuk menangani hal ini. Kami yakinkan, program ini demi perbaikan asupan gizi untuk anak-anak kita," ucap Hasbi terpisah.
Advertisement
Puluhan Siswa SD di Sukoharjo Keracunan Makan Bergizi Gratis
Peristiwa keracunan makan bergizi gratis juga sebelumnya dialami 40 siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah, keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG). Mereka mual-mual usai memakan ayam krispi.
"Sebanyak 40 orang makan ayam yang dimarinasi. Setelah tahu ada yang mual semua ayam ditarik dan diganti telur," ujar Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana kepada wartawan, Kamis (16/1/2025).
Dadan menyebut puluhan siswa yang keracunan telah ditangani oleh tenaga medis. Kini semua siswa sudah dalam kondisi sehat. "Yang mual-mual ditangani petugas dan diobati, dan sudah ceria kembali," kata Dadan.
Menurut Dadan, ada kesalahan teknis pengolahan pada ayam krispi tersebut. Namun, ia belum bisa menjelaskan lebih lanjut dan masih melakukan pendalaman.
Dadan melanjutkan, setelah kedapatan puluhan siswa SD mual-mual, menu ayam krispi ditarik dan diganti telur rebus.
"Detail menyusul ya, tapi menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus, dan yang lain tidak mengalami seperti 40 orang," kata Dadan.
Sekitar 50 siswa SDÂ Negeri 3 Dukuh, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (16/1/2025) mengalami keracunan usai menyantap menu makanan program makan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah.
Informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber menyebutkan, ada 50 siswa SD yang mengalami keracunan MBG. Para siswa mengeluhkan gejala seperti mual, pusing dan muntah setelah menyantap makanan tersebut.
