Hasto PDIP: Haryanto Taslam Tokoh Pejuang Partai Kami

Haryanto Taslam merupakan loyalis PDI pro-Megawati Soekarnoputri pada 1998.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 15 Mar 2015, 12:54 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2015, 12:54 WIB
Haryanto Taslam
Haryanto Taslam

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah politisi hadir melayat almarhum Haryanto Taslam di rumah duka, Jalan Buluh Perindu, Duren Sawit, Jakarta Timur. Salah satunya Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

Selain menyampaikan belasungkawa kepada seluruh keluarga almarhum, Hasto juga menyampaikan permohonan maaf lantaran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak bisa hadir melayat Haryanto Taslam.

"Saya ditugaskan Ibu Megawati (Ketua Umum PDIP) untuk menyampaikan salam berduka cita atas meninggalnya Bapak Haryanto kepada keluarga," kata Hasto di Jalan Bulu Perindu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (15/3/2015).

Menurut Hasto, Haryanto adalah sosok aktivis dan politisi yang mendukung Megawati Soekarnoputri pada rezim orde baru. Almarhum juga berperan dalam perjuangan reformasi.

"Karena partisipasi dalam berjuang dengan PDIP pada masa tekanan rezim Orde Baru sangat besar," ucap Hasto.

‎Hasto mengaku punya pengalaman pahit dengan almarhum ketika era reformasi. Bahkan Haryanto Taslam yang juga akrab disapa Hartas itu turut aktif dalam konsolidasi massa di Indonesia pasca-peristiwa 27 Juli 1997 yang dikenal dengan "Kudatuli". Ketika itu massa yang diduga didukung pemerintahan Orde Baru menyerang markas PDIP.

"Saya sendiri punya pengalaman setelah 27 Juli 1997, setelah konsolidasi di daerah, beliau banyak aktif dalam perjuangan. Dalam sejarah partai kami, beliau adalah pejuang sebagai tokoh di PDIP," tutur Hasto.

Haryanto Taslam merupakan loyalis PDI pro-Megawati Soekarnoputri pada 1998. Ketika itu, PDI pro-Megawati (kini bernama PDIP) dianggap musuh oleh pemerintah Orde Baru.

Haryanto Taslam, pernah diculik saat menuju rumah Megawati di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan. Almarhum juga sempat dijebloskan ke sel tahanan. Meski tak pernah disiksa, ia mengalami tekanan psikologis dari si penculik. (Mvi/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya