Liputan6.com, Yogyakarta - Memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1937, 12 ogoh-ogoh akan memenuhi Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kota Yogyakarta pada 20 Maret 2015. Patung-patung simbol Bhuta Kala atau raksasa itu dibuat panitia Nyepi dan juga Pemkab Sleman.
Kirab ogoh-ogoh akan dimulai pukul 15.00-18.00 WIB. Saat kirab ogoh-ogoh, lalu lintas di Jalan Malioboro akan ditutup.
"Panitia ada 9 ogoh-ogoh dan Sleman 3 ogoh-ogoh sapi, ayam, dan bekakak. Total ada 12 ogoh-ogoh dengan 18 grup. Ini kirab budaya lintas agama seperti dari Islam, Kristen ikut semua," ujar Sekretaris Panitia Nyepi DIY 2015 I Wayan Ordiyasa di Yogyakarta, Rabu (18/3/2015).
Ordiyasa mengatakan, peringatan perayaan Nyepi di DIY dimulai dari pagi hingga malam hari. Acara pagi dimulai dengan prosesi Tawur Kesanga Nasional yang rencananya akan dihadiri Presiden Jokowi di Candi Prambanan.
"Acara ada di Prambanan mulai 07.30 WIB ritualnya di dalam area candi. Bukan di candi tapi di area candi namanya prosesi Tawur Kesanga Nasional. Ritual ini diikuti kurang lebih 15 ribu orang. Acara diawali seremonial oleh Bapak Presiden yang hadir," ujar dia.
Usai prosesi Tawur Kesanga di area Prambanan, acara dilanjutkan dengan pawai ogoh-ogoh mulai dari Prambanan menuju Monumen Jogja Kembali (Monjali). Saat pawai, ogoh-ogoh dibawa menggunakan mobil. Sementara saat di Malioboro, ogoh-ogoh akan diangkat langsung panitia dan peserta kirab ogoh-ogoh.
"Ritualnya selesai jam 13.30 WIB, lalu jam 14.00 WIB sudah persiapan pawai budaya dari Prambanan menuju Monjali, di Monjali sudah ada dari Sleman akan ikut kirab," papar dia.
"Dari Monjali kita ke selatan sampai Tugu sampai jalan Mataram lewat belakang Kepatihan. Kita transit di situ nanti ogoh-ogoh keluar dari situ," pungkas Wayan. (Ndy/Mvi)