Meriahnya Tradisi Perang Obor di Kabupaten Jepara

Tradisi perang obor yang digelar rutin setiap tahun ini dipercaya sebagai penolak bala dan wujud syukur atas rejeki yang melimpah.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Apr 2015, 08:12 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2015, 08:12 WIB
Meriahnya Tradisi Perang Obor di Kabupaten Jepara
Tradisi perang obor yang digelar rutin setiap tahun ini dipercaya sebagai penolak bala dan wujud syukur atas rejeki yang melimpah.

Liputan6.com, Jepara - Suasana Desa Tegal Sambi, Jepara, Jawa Tengah Senin 13 April malam semarak dengan digelarnya tradisi tahunan perang obor. Setelah dibuka dengan doa, obor yang dibuat dari pelepah kelapa itu disulut dengan api. Perang pun dimulai.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (14/4/2015), seketika itu juga para peserta saling serang. Tidak ada istilah kawan atau lawan, peserta bisa menyerang siapa saja peserta lainnya.

Perang obor ini berlangsung sekitar 1 jam atau setelah semua pelepah kelapa habis terbakar. Untuk mengobati peserta maupun penonton yang mengalami luka bakar, panitia telah menyediakan obat berupa ramuan dedaunan yang telah diberi minyak kelapa.

Meski tidak sedikit yang mengalami luka bakar, para peserta mengaku tidak kapok untuk ambil bagian dalam perang obor. Setelah perang obor usai pun tidak ada dendam di antara para peserta.

Tradisi perang obor ini konon bermula dari peristiwa petaka yang menimpa Desa Tegal Sambi. Kala itu banyak hewan ternak yang sakit dan tanaman diserang hama. Untuk mengatasinya, warga melakukan berbagai usaha termasuk saling lempar pelepah kelapa yang dibakar yang ternyata dipercaya mampu menjauhkan mereka dari petaka.

Sejak saat itu, perang obor tumbuh menjadi tradisi yang digelar setiap tahun. Tradisi unik ini digelar bersamaan dengan sedekah bumi sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rizkinya. Kegiatan ini cukup berbahaya dan tidak untuk ditiru di rumah tanpa pengawasan ahlinya. (Nfs/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya