KAA Dimulai...

Dan pada hari pertama KAA ini, Jakarta sibuk.

oleh Oscar Ferri diperbarui 20 Apr 2015, 00:33 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2015, 00:33 WIB
Jakarta Klaim Telah Siap 95 Persen Gelar KAA
Jelang Pembukaan Konfrensi Asia Afrika di Jakarta, umbul-umbul dan baliho terpampang di sepanjang jalan kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (17/4/2015). Pemprov DKI Jakarta mengaku sudah siap 95 persen untuk menggelar KAA. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Yudi telah merampungkan pekerjaannya. Bersama rekan-rekannya di Galeri Lasminingrat, Jalan Pataruman, Garut, Jawa Barat, mereka berhasil menyelesaikan 109 pesanan liontin dari batu akik pancawarna.

Untuk jaga-jaga, mereka menambahkan jumlahnya hingga menjadi 120 liontin. Masing-masing liontin mempunyai ragam corak yang unik. Ada yang menyerupai pemandangan hingga bentuk lukisan abstrak lainnya.

Semua akan dibagikan secara cuma-cuma kepada para tamu negara delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA). Bukan hadiah yang murah. Harga 1 liontin di pasaran sekitar Rp 10-15 juta.

Namun demi perhelatan besar KAA, Yudi dan kawan-kawan menyumbangkannya secara sukarela untuk dijadikan cinderamata bagi peserta. Batu-batu itu akan diserahkan langsung kepada Walikota Bandung Ridwan Kamil.

"Kami akan mengagendakan kapan akan menyerahkan souvenir ini. Dan juga kami akan meminta waktu kepada Bapak Ridwan Kamil tidak terlalu lama untuk menyerahkan batu ini, karena saya tahu beliau sangat sibuk sekarang," kata Yudi, Minggu (19/4/2015).

Tak cuma batu akik. Para delegasi negara-negara 2 benua itu bakal dimanjakan dengah souvenir-suvenir khas Indonesia lainnya. Tenun, batik, kopi, hingga keris.

Saat ini setidaknya sudah ada 12 barang yang diajukan untuk menjadi suvenir KAA. Namun masih banyak industri kerajinan khas Indonesia yang kini juga ikut mengajukan diri untuk dapat dilibatkan dalam pemberian souvenir tersebut.

Peringatan 60 tahun KAA bakal digelar di 2 kota. Yakni di Jakarta pada Minggu 19 April hingga Kamis 23 April 2015. Dan 24 April di Bandung, Jawa Barat.

Dan pada hari pertama KAA ini, Jakarta sibuk.

Pantauan Liputan6.com, 30 kendaraan lapis baja seperti Panser Anoa telah berjejer di area parkir depan Istora Senayan sejak pukul 07.00 WIB. Panser ini menjadi kendaraan pengamanan andalan ring 1 selama gelaran KAA.

30 Panser Anoa telah berjejer di area parkir Konferensi Asia-Afrika (KAA) depan Istora Senayan sejak pukul 07.00 WIB. (Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)

Tak hanya di Jakarta, kendaraan buatan PT Pindad (Persero) ini‎ nantinya juga digunakan dalam acara KAA di Bandung, Jawa Barat, pada 24 April 2015. Panser Anoa 6x6 ini merupakan kendaraan lapis baja yang anti terhadap searangan senjata, ledakan, dan serangan udara. Saat ini Pindad telah memproduksi setidaknya ratusan panser dengan alokasi terbanyak untuk kendaraan TNI.

"Kita diperintahkan untuk mengamankan KAA. Kendaraan ini menjadi bagian dari standar pengamanan utama agenda kepala negara," ‎kata salah satu anggota TNI yang enggan disebutkan namanya.

Ajang KAA tak hanya jadi ajang pertemuan negara-negara nonblok. Tapi juga dijadikan sebagai wadah pameran kebudayaan khas Tanah Air.

Wayang, Songket, Miniatur Alustsista

Salah satu pameran yang digelar di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, tempat KAA berlangsung, yakni pameran wayang produksi Djawa Arts & Cratfs. Sebuah usaha kecil menengah (UKM) yang memang diundang Kementerian Perdagangan untuk ikut konferensi tingkat tinggi ini.

Benny Adrianto, pemilik sekaligus pengembang produk‎ Djawa Arts & Crafts mengatakan, wayang yang ditampilkan kali ini wayang golek. Namun, wayang-wayang ini dibuat dengan karakter berbagai daerah. Misalnya dari Palembang, ‎Lampung, Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tak cuma mewakili karakter daerah di Tanah Air, Benny juga membuat wayang-wayang dengan karakter negara-negara Asia-Afrika. Dia sengaja membuat wayang berkarater seperti itu sebagai simbol KAA.

"‎Dubes Indonesia untuk Belgia tadi beli wayang karakter pengantin Sriwijaya. Harganya Rp 15 juta. Dia sengaja beli buat dibawa ke Belgia nanti," kata Benny.

Tak cuma wayang, barang-barang produksi khas kebudayaan Tanah Air buatan sejumlah UKM juga dipamerkan di KAA. Salah satunya UKM Zaenal Songket yang memproduksi kain songket khas Palembang.

‎Andin, pengrajin kain songket dari UKM Zaenal Songket mengatakan, kain-kain songket yang ditampilkan kali ini dibuat dengan tenun. "Dibuat dengan tenun, bukan mesin," ucap dia.

Ada pula pameran miniatur alat-alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Miniatur alutista yang ditampilkan buatan dalam negeri. Di antaranya dari PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Dok & Perkapalan Bahari, PT Len Industri, dan PT New Sentosa. PT Pindad memamerkan beberapa miniatur peralatan tempur.

(Foto:Oscar Ferri)

Misalnya radio komunikasi LenVDR10-MP dan kendaraan tempur‎ taktis, seperti Anoa 2, Badak, dan Komodo. Sedangkan PT Dirgantara Indonesia menampilkan miniatur pesawat terbang perang CN235-220, NC212i, dan N219. Kemudian PT Dok & Perkapalan Bahari memamerkan miniatur Kapal Ro-Ro Trailer Vessel dan KRI Tarakan.

Bebaskan Palestina…

60 Tahun lalu, dengan berapi-api Presiden pertama RI Soekarno menggugah semua peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat. Let a new Asia and a new Afrika be born, mari kita lahirkan Asia baru dan Afrika baru, judul pidatonya saat itu.

Sejak itu, satu per satu negara di Asia dan Afrika terinspirasi untuk menjemput kemerdekaannya melepaskan diri dari jerat kolonialisme.

Puluhan tahun berlalu, Indonesia yang telah memiliki Presiden ke-7 kembali mengundang negara-negara 2 benua untuk duduk bersama. Dari jumlah 29 negara pada KAA 1955, kini RI kedatangan 107 delegasi negeri sahabat. Selain itu pertemuan ini juga akan dihadiri 32 kepala negara dan pemerintahan.

Pada hari pertama agenda akan difokuskan pada pertemuan pejabat senior atau senior official meeting (SOM) negara kedua benua. Salah satunya membahas kemerdekaan Palestina.

Seperti diungkapkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

(Foto:Herman Zakaria)

"Hari ini sudah mulai pertemuan SOM. Pembahasan tentu saja terfokus pada 3 dokumen yang akan dihasilkan oleh pertemuan konferensi ini yaitu Bandung Confrence, New Asia-Africa strategic Partnership, Deklarasi (dukungan kemerdekaan) Palestina," kata Retno di JCC Senayan, Jakarta.

Sementara di sudut lain Jakarta, Band Slank menggelar konser musik bertajuk ‎Prosperity and Peace without Drugs: No More Drugs in Asia Africa and the World di Lapangan Monas.

Namun menjelang konser digelar, sempat terjadi kericuhan antara sesama Slanker saat hendak memasuki lokasi konser. Karena keributan tersebut, polisi pun sempat menutup seluruh pintu masuk ke dalam kawasan Monas.

"Tadi karena penonton di dalam ada keributan, Kapolres (Jakarta Pusat) langsung memerintahkan pintu ditutup," ujar Satpol PP Saniman, yang berjaga di pintu Parkir Timur Monas.

Saniman mengatakan, seluruh akses pintu masuk ke kawasan Monas ditutup kecuali di pintu dekat Stasiun Gambir. Karena itu, para pengunjung banyak yang memaksa masuk dengan meloncati pagar dan atap mobil yang terparkir di dekat pagar.

Sejumlah atap dan kap mobil pun rusak karena diinjak-injak massa. Setelah suasana mulai kondusif, polisi kemudian membuka kembali akses ke Monas.

Namun di balik itu semua, konser yang digagas Kementerian Sosial itu digelar menyambut peringatan KAA ini memiliki tujuan baik. Mengajak generasi muda menjauhi narkoba.

Dalam konser tersebut ditayangkan video testimoni para mantan pecandu narkoba, yang mengajak para pengunjung agar menjauhi narkoba. Konser Slank ini berlangsung mulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. (Ndy)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya