Liputan6.com, Kathmandu - Suara orang-orang berteriak panik dan minta tolong terdengar di seluruh penjuru Nepal Sabtu siang. Orang-orang berlarian mencari tempat perlindungan, saat bumi berguncang hebat kala itu.
Warga yang panik dan ketakutan memilih berdiri di tengah jalan raya.
Menurut Badan Survei Geologi AS (USGS), terjadi lindu berkekuatan 7.9 skala Richter (SR) di sana. Guncangan itu memporak-porandakan kawasan pegunungan di negara Asia Tengah tersebut.
USGS merevisi kekuatan gempa yang juga terasa di India dan Pakistan yang awalnya 7,5 Skala Richter.
"Gempa tercatat 7,9 SR dan terjadi di daerah antara ibukota Kathmandu dan Kota Pokhara," kata USGS seperti dikutip dari NBC News, Sabtu (25/4/2015).
Dalam hitungan jam, jumlah korban tewas mencapai 449 orang. Angka yang tak sedikit, mengingat periode guncangan dahsyat itu belum lama berhenti.
Kementerian Pertahanan (MoD) Nepal menyatakan, Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Border Roads Organisation (BRO) telah berada dalam kondisi siaga tinggi. Setelah guncangan gempa Nepal yang disusul di India Utara itu.
Juru bicara resmi Kementerian Pertahanan Nepal, Sitanshu Kar menyatakan, telah menyiagakan armada untuk membantu para korban musibah gempa tersebut.
Korban jiwa terus bertambah, begitu pula warga yang cedera. Tim medis pun kewalahan mengobati mereka.
Rumah sakit yang ada tak bisa menampung mereka, gedung yang ada dikhawatirkan ambruk. Sehingga mereka membuat tempat perawatan dadakan di tempat seadanya.
"Jumlah korban tewas meningkat lagi menjadi 688," kata salah satu pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Nepal kepada Reuters.
Seorang saksi mata menggambarkan, muncul suara gemuruh saat gempa di Nepal terjadi.
"Ada suara seperti petir, berlangsung selama lebih dari satu menit ... Bumi benar-benar berguncang, berguncang dan berguncang," kata Shristi Mainali dikutip dari ITV.
"Kami takut akan datang gempa susulan, sehingga menjauhi dinding bangunan dan duduk di tengah jalan," tambah Mainali.
Saksi mata lainnya menggambarkan adegan kacau terjadi setelah gempa.
"Sangat menakutkan. Aku melihat ada kerusakan besar," kata Rupen Pradhan.
Sekitar 6 Jam berselang, pihak berwenang mengumumkan bahwa korban tewas kembali bertambah hingga 876 orang.
Seorang juru bicara polisi setempat mengatakan, 876 orang tewas dalam gempa tersebut. 524 Di antaranya meregang nyawa di Kathmandu.
Guncangan yang mengakibatkan gempa susulan itu juga menghancurkan sejumlah gedung termasuk situs bersejarah, di antaranya Dharahara Tower. Dikhawatirkan banyak orang terjebak dan tertimbun saat bangunan-bangunan itu runtuh.
Getaran gempa juga dirasakan di sejumlah wilayah di India, Bangladesh, Tibet dan di Gunung Everest.
Selain itu, lindu 7,9 SR tersebut diduga kuat memicu Gunung Everest longsor. Lapisan salju dan bongkahan es yang melapisi bagian puncak Mount Everest itu dilaporkan meluncur deras ke arah bawah. Menimbun segala sesuatu di bagian dasarnya.
Advertisement
"Sedikitnya 30 orang yang berada di gunung itu terluka, 8 orang tewas tertimbun di Everest Base Camp," ungkap pihak berwenang.
Ang Tshering dari Nepal Mountaineering Association mengatakan, longsoran salju terjadi di antara Khumbu Icefall, tempat sebagian besar pendaki mendirikan tenda di Everest Base Camp.
"Jumlah korban bisa bertambah, mungkin termasuk turis asing serta sherpa," kata pejabat pariwisata Nepal Gyanendra Shrestha seperti dikutip dari ITV.
Proses evakuasi hingga kini masih berlangsung, pihak berwenang tengah menggali puing-puing dari bangunan runtuh. Mencari orang-orang yang terjebak di bawahnya, atau membawa jasad yang tertimbun. Jumlah korban pun diperkirakan masih bisa bertambah. (Tnt)