Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna mengatakan, fenomena menjamurnya prostitusi online disebabkan tidak tersedianya peraturan Pemerintah Provinsi tentang lokalisasi prostitusi. Akibatnya, para pelaku bisnis esek-esek memanfaatkan hunian satu atap sebagai tempat bertransaksi dan media sosial untuk menjajakan jasa pemuas nafsu.
"Masalahnya, karena tidak ada aturan legal formal tentang prostitusi. Ini kan kegiatan ilegal, ibaratnya tidak ada aturan-aturan yg bisa melindungi dan melegalkan, sehingga yang melakukan berarti melanggar," kata Yayat ketika dihubungi di Jakarta, Senin (27/4/2015).
Menurut Yayat, pemerintah seharusnya dapat memetik pelajaran dari kasus penutupan lokalisasi prostitusi Kramat Tunggak di Jakarta Utara dan Gang Dolly di Surabaya yang ternyata tidak efektif memberantas percabulan. Malahan para pelaku menyebar di mana-mana dan menciptakan banyak lokalisasi-lokalisasi di lingkungan tempat tinggal.
"Belajar dari kasus Kramat Tunggak, kan tidak menyelesaikan. Belajar dari kasus Dolly, Dolly ditutup juga akhirnya malah banyak (PSK) yang merebak ke luar," ujar ahli Planologi dari Universitas Trisakti ini.
Yayat menuturkan, selama faktor ekonomi masih menjadi momok dan pengguna jasa seks komersil masih ada, maka kegiatan prostitusi sulit dihapuskan dalam kehidupan masyarakat kota. Bisnis tersebut akan terus berlangsung dengan menghalalkan segala cara.
"Selama persoalan ekonomi masih terjadi, penggunanya juga ada, itu akan tetap terjadi," tutur dia.
Bisnis prostitusi online mulai menghebohkan masyarakat saat kasus pembunuhan Deudeh, pemilik akun twitter @tataa_chubby terkuak. Deudeuh diketahui menawarkan diri sebagai pemuas nafsu di akun tersebut. Pembunuh Deudeuh ternyata seorang pelanggan jasanya.
Polisi pun bergerak mengungkap jaringan prostitusi online dengan menangkap para muncikari. Jumat 24 April 2015, polisi mengungkap prostitusi online yang berlokasi di Apartemen Kalibata City. (Mut)
Pengamat: Prostitusi Online Menjamur Akibat Lokalisasi Ditutup
Para pelaku menyebar di mana-mana dan menciptakan banyak lokalisasi-lokalisasi di lingkungan tempat tinggal.
diperbarui 27 Apr 2015, 16:11 WIBDiterbitkan 27 Apr 2015, 16:11 WIB
Papi Mike tidak hanya menangani 2 PSK, dia justru 'mengoleksi' puluhan wanita untuk dijajakan. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Live dan Produksi VOD
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Polri Kerahkan 1.623 Personel, Amankan Aksi Demo di Patung Kuda Jakarta Pusat
Trump Effect, Pendapatan Coinbase di Kuartal IV 2024 Melonjak 88%
Resep Bolu Kukus Gula Merah Empuk dan Aromatik, Mudah Dipraktikkan
5 Hukuman Paling Kontroversial yang Pernah Diberikan pada Anak, Apa Saja?
Arti Trip: Memahami Makna dan Dampak Perjalanan dalam Kehidupan
Wajib Pakai Buat Transaksi Keuangan, Ini 5 Keunggulan EDC BRI!
Fokus Pagi : Jembatan Gantung di Garut Roboh Tersapu Luapan Air Sungai Cirompang
Jarang Diketahui, Intip Manfaat Buah Naga untuk Kesehatan dan Kecantikan Berikut Ini
Rupiah Dibuka Menguat ke 16.187 per Dolar AS, Investor Menanti Data Ekspor
Bukan Hanya Beruang, Hewan-Hewan Ini Juga Tidur Panjang Saat Musim Dingin
Resep Bandros Tradisional, Nikmati Kelezatan Khas Jawa Barat di Rumah
Respons Instruksi Efisiensi, Kemenkes Pangkas Biaya Alat Tulis hingga WFA Setiap Rabu