Perayaan Kamis Putih pada 17 April 2025: Peringatan Perjamuan Terakhir dan Ajaran Yesus Tentang Kasih

Kamis Putih, peringatan Perjamuan Terakhir Yesus, mengajarkan nilai cinta kasih, pelayanan, dan kerendahan hati; momen penting sebelum Paskah bagi umat Kristiani.

oleh Nila Chrisna Yulika Diperbarui 17 Apr 2025, 12:28 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2025, 12:27 WIB
MIsa Malam Paskah di Gereja Santo Kristoforos Berlangsung Khusyuk dan Khidmat
Tri Hari Suci atau tiga hari suci terdiri dari Misa Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kamis Putih, atau Maundy Thursday, merupakan hari sakral bagi umat Kristiani yang menandai awal Tri Hari Suci sebelum Paskah. Peringatan ini jatuh pada Kamis sebelum Minggu Paskah dan menyimpan makna mendalam tentang Perjamuan Terakhir Yesus Kristus bersama ke-12 murid-Nya, sebelum penangkapan dan penyaliban-Nya. 

Peristiwa ini menjadi inti perayaan, di mana Yesus berbagi roti dan anggur sebagai simbol tubuh dan darah-Nya, yang kemudian menjadi dasar Ekaristi (Komuni Kudus). Selain itu, pembasuhan kaki oleh Yesus kepada murid-Nya mengajarkan pentingnya melayani sesama dengan rendah hati.

Perayaan Kamis Putih meliputi Misa Kamis Putih yang mencakup pembacaan Kitab Suci, homili, dan perayaan Ekaristi. Upacara pembasuhan kaki oleh imam atau pastor kepada 12 umat menjadi bagian penting, melambangkan pelayanan. 

Setelah Misa, banyak umat Katolik melakukan adorasi di hadapan Sakramen Mahakudus, berdoa sepanjang malam sebagai bentuk penghormatan kepada Yesus. Banyak komunitas juga melakukan kegiatan sosial sebagai wujud penghayatan nilai pelayanan dan kasih.

Sejarah peringatan Kamis Putih telah ada sejak abad ke-5 dan secara resmi diakui pada tahun 393 M. Nama "Kamis Putih" sendiri berasal dari bahasa Belanda, "Witte Donderdag". 

Warna liturgi yang digunakan umumnya putih, krem, atau kuning, melambangkan kemuliaan dan kemurnian. Kamis Putih mengajak umat Kristiani untuk merenungkan dan mempraktikkan nilai-nilai cinta kasih, pelayanan, dan kerendahan hati dalam kehidupan sehari-hari, meneladani Yesus Kristus.

Perjamuan Terakhir: Inti Peringatan Kamis Putih

Perjamuan Terakhir merupakan pusat peringatan Kamis Putih. Peristiwa ini bukan sekadar makan malam biasa, tetapi momen pengukuhan perjanjian baru antara Allah dan umat manusia. Yesus berbagi roti dan anggur, simbol tubuh dan darah-Nya, sebagai tanda pengorbanan-Nya untuk keselamatan umat manusia. Melalui Ekaristi, umat Kristiani memperingati dan mempersatukan diri dengan kurban Yesus.

Makna Perjamuan Terakhir sangat dalam dan terus relevan hingga kini. Ia mengajarkan tentang persatuan, kasih, dan pengorbanan. Sebagai umat Kristiani, kita diajak untuk merenungkan bagaimana kita dapat mempraktikkan nilai-nilai ini dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam hubungan kita dengan sesama.

Dalam Perjamuan Terakhir, Yesus juga memberikan perintah baru kepada para murid-Nya untuk saling mengasihi. Perintah ini menjadi dasar bagi kehidupan Kristiani yang berpusat pada kasih dan pelayanan kepada sesama. Kita dipanggil untuk meneladani kasih Yesus yang tak terbatas.

Pembasuhan Kaki: Simbol Kerendahan Hati dan Pelayanan

Tindakan Yesus membasuh kaki murid-Nya merupakan simbol penting lainnya dalam Kamis Putih. Ini adalah tindakan yang biasanya dilakukan oleh seorang hamba, namun Yesus melakukannya untuk menunjukkan kerendahan hati dan teladan pelayanan yang sejati. Yesus mengajarkan bahwa melayani sesama, tanpa memandang status sosial, adalah tindakan yang mulia dan mencerminkan kasih-Nya.

Pembasuhan kaki dalam Misa Kamis Putih mengingatkan kita akan pentingnya kerendahan hati dan pelayanan. Kita diajak untuk meninggalkan ego dan kesombongan, serta melayani sesama dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Tindakan kecil sekalipun, jika dilakukan dengan kasih, dapat membawa dampak yang besar bagi orang lain.

Nilai pelayanan ini sangat penting dalam kehidupan Kristiani. Kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain, dan pembasuhan kaki menjadi simbol nyata dari komitmen kita untuk melayani sesama dengan rendah hati.

Pengutusan dan Pengorbanan Diri

Kamis Putih juga menandai pengutusan Yesus sebagai Guru, Nabi, dan Mesias. Yesus menyadari bahwa Ia akan segera menghadapi penderitaan dan kematian, namun Ia tetap teguh dalam menjalankan kehendak Bapa. Pengorbanan diri Yesus menjadi teladan bagi kita semua.

Pengutusan Yesus mengingatkan kita akan panggilan kita sebagai pengikut Kristus. Kita dipanggil untuk menjadi saksi-saksi-Nya di dunia ini, menyebarkan kasih dan kebenaran-Nya kepada sesama. Pengorbanan diri Yesus juga mengajarkan kita tentang pentingnya kesetiaan dan keteguhan iman, bahkan di tengah tantangan dan penderitaan.

Kita diajak untuk merenungkan bagaimana kita dapat menjadi alat di tangan Tuhan untuk membawa kebaikan dan perubahan di dunia. Pengutusan Yesus bukan hanya untuk para rasul, tetapi juga untuk setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Kamis Putih adalah hari yang sarat makna dan simbolisme. Peringatan ini bukan hanya sekedar mengenang peristiwa sejarah, tetapi juga ajakan untuk merenungkan dan mempraktikkan nilai-nilai cinta kasih, pelayanan, dan kerendahan hati dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita dapat meneladani teladan Yesus Kristus dan menjadi berkat bagi sesama.

Infografis Alokasi dan Prioritas Pembangunan IKN Nusantara Tahap II
Infografis Alokasi dan Prioritas Pembangunan IKN Nusantara Tahap II. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya