Keluarga TKI Wanipah Divonis Mati di China Minta Bantuan Jokowi

Perjuangan Wanipah untuk menyekolahkan adiknya dan membangun rumah untuk sang orangtua di Indramayu, Jawa Barat, harus terhenti.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 17 Mei 2015, 15:23 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2015, 15:23 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati

Liputan6.com, Jakarta - Perjuangan Wanipah untuk menyekolahkan adiknya dan membangun rumah untuk sang orangtua di Indramayu, Jawa Barat, harus terhenti. Pada 2011 lalu, pengadilan China memvonis mati Wanipah atas tuduhan membawa 99,72 gram heroin.

Ekseskusi mati yang harusnya dilakukan 2011, mengalami penundaan 2 tahun hingga 2013 sesuai surat pemberitahuan yang dilayangkan Kementerian Luar Negeri kepada orangtua Wanipah di Indramayu. Namun, baik Kemenlu atau BNP2TKI hingga kini tidak mendapat kepastian apakah Wanipah sudah dieksekusi mati atau belum.

Meski bagitu, dengan rasa optimistis dan penuh kepercayaan anaknya belum dieksekusi, orangtua Wanipah datang ke Jakarta untuk meminta bantuan. Saat ditemui Liputan6.com di sekretariat Serikat Pekerja Indonesia Luar Negeri (SPILN), di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Narsiah ibu kandung Wanipah menyampaikan permohonan bantuan kepada Presiden Joko Widodo.

"Pak Jokowi, tolong kami. Tolong Wanipah. Selamatkan dia supaya nggak dihukum. Wanipah anak baik, rajin shalat. Dia kerja mau bantu orangtua dan mau sekolahkan adiknya," tutur Narsiah dengan cucuran airmata, Minggu (17/5/2015).

Selain memohon pembatalan hukuman eksekusi mati, Narsiah pun meminta bantuan untuk dipertemukan oleh anaknya. Dia ingin sekali menemui Wanipah yang telah pergi mencari nafkah di luar negeri sejak 2004 silam.

"Tolong sekali supaya kami juga dipertemukan sama Wanipah. Kami sudah lama tidak melihat Wanipah, kami mau tahu bagaimana keadaan Wanipah," mohon Narsiah. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya