Liputan6.com, Jakarta - Kepergian komedian kondang Didi Petet telah menyisakan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga tapi juga bagi kalangan pecinta film. Aktor kawakan itu menghembuskan napas terakhir pada Jumat 15 Mei 2015.
Didi yang lahir di Surabaya, 12 Juli 1956, disebut meninggal tak lama setelah pulang dari Milan, Italia. Didi berada di Negeri Pizza untuk mengurus paviliun Indonesia di World Expo Milan 2015.
Di Milan, Didi sempat sakit dan kondisinya tidak membaik hingga ia berada kembali di Tanah Air. Disebut-sebut, kematian Didi terkait dengan Expo Milan tersebut.
Didi Petet merupakan Event Organizer penyelenggaraan Paviliun Indonesia di World Expo Milan yang berlangsung selama 6 bulan, yakni mulai 1 Mei hingga 31 Oktober 2015.
Simpang siurnya berita tentang hal tersebut membuat Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, yang berteman dekat dengan almarhum Didi Petet buka suara.
Berikut komentar Triawan tentang Didi Petet dan Expo Milan, yang diposting pada Sabtu 16 Mei 2015 malam, untuk menanggapi sebuah tulisan yang menyebut kegagalan Didi Petet di Expo Milan tersebut:
Pertama-tama, perlu saya jelaskan bahwa penyenggaraan Paviliun Indonesia di Milan ini sepenuhnya oleh swasta yaitu atas inisiatif almarhum Didi Petet sendiri dengan mengatasnamakan Koperasinya. Menurut informasi, perlu diketahui bahwa penyelenggaraan Expo sebelumnya pada tahun 2010 di Shanghai, pemerintah mengeluarkan biaya lewat APBN sebesar antara Rp 250M-300M.
Kira-kira mendekati akhir tahun 2014, saya dihubungi oleh Alm yang meminta saran-saran utk dapat menghimpun sponsor-sponsor yang dibutuhkannya mengingat Expo di Milan ini akan dimulai beberapa bulan lagi tapi belum ada SATU PUN sponsor yang menyatakan bersedia berpartisipasi.
Rupanya, awal dari semua ini adalah ketika Almarhum mendengar bahwa pemerintah (masih pemerintah SBY) memutuskan untuk tidak ikut dalam Expo di Milan 2015. Almarhum mengajukan diri (kepada Menteri Marie Pangestu waktu itu) untuk mengambil alih penyelenggaraan dan pendanaannya secara swasta.
Banyak pekerjaan arsitektur dan konstruksi yang sudah kejar-kejaran dengan kondisi pendanaan yang hampir tidak ada. Di saat-saat kritis itu datang pertolongan dari seorang pengusaha swasta yg meminjamkan dana bridging sebesar 4-5 milyar rupiah. Dana ini hanya mencukupi bagi pembiayaan awal saja. Sedangkan Expo Milan 2015 ini nantinya akan berjalan selama 6 bulan dari 01 Mei 2015 sampai 31 Oktober 2015, yang tentunya akan memerlukan banyak biaya untuk menjalankannya.
Setelah itu saya tidak lagi mengikuti perkembangannya, tapi saya sempat diberitahu oleh almarhum sewaktu masih di Milan sebelum pulang ke Jakarta dalam kondisi sakit, bahwa dana yang terkumpul dari para sponsor dan sudah terpakai itu baru sebesar Rp 34 M dari sekitar minimal Rp 57 M yang dibutuhkan. Hitung-hitungan almarhum pada awalnya diperkirakan dibutuhkan Rp 80 M.
Nah, dalam kondisi pendanaan yang cekak itu lah Expo Milan dibuka pada tgl 01 Mei 2015 dengan segala keterbatasannya. Sejak awal saya selalu bilang kepada almarhum bahwa Expo Milan ini pekerjaan yang telalu besar dan rumit untuk dikerjakan seorang Didi Petet TANPA pendanaan yang jelas ataupun dari pemerintah.
Saya selalu bilang Kang Dipet nekad. Tapi karena merasa sudah merasa tidak bisa mundur lagi Alm tetap saja melaksanakannya.
Dalam usahanya mengetuk pintu2 potensi pendanaan, alm juga berhasil memperoleh bantuan teknis dari Kementerian Perdagangan dan juga kesanggupan pengisian acara oleh misalnya Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman yang akan mengirimkan ekspedisi Kapalnya dalam rangka The World Ocean Day bln September nanti di Milan.
Jadi TIDAK BENAR bahwa ada uang negara maupun komitmen APBN yang digunakan oleh kepanitiaan almarhum Didi Petet, yang disebut oleh sdr Derek Manangka dikorupsi dari dana sebesar 'Rp 80 M dan hanya separuhnya cair' itu.
Sebelum alm wafat saya sempat meminta agar alm mengeluarkan statement untuk mengklarifikasi berita yang simpang-siur ini. Namun kondisi kesehatannya terus menurun hingga kita semua kehilangan seorang sahabat dan aktor besar ini dua hari yang lalu.
Tentu saja almarhum merasa tertekan dengan kondisi ini. Apalagi alm membaca dan mendengar berita-berita di media sosial yang di antaranya menuduh adanya korupsi dll. Padahal semua ini karena KURANGNYA PENDANAAN yang bisa dihimpun oleh almarhum.
Saya hanya bisa menyarankan, agar sebelum kita menulis atau menyebarkan sangkaan-sangkaan kita, sebaiknya dicek dan diverifikasi dahulu kepada sumber yang terpecaya Demikian penjelasan dari apa yang saya ketahui tentang sahabat saya alm Didi Petet dan Expo Milan 2015.
Soal nihilnya uang negara dalam penyelenggaraan Paviliun Indonesia juga ditegaskan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel pada Minggu (17/5/2015). Bahkan Mendag menyebut persoalan World Expo Milan dan segala yang menyangkut pendanaannya bukanlah merupakan masalah besar.
"Itu bukan masalah besar. Tidak ada korupsi, itu yang ngomong karena orang itu tidak tahu cerita yang sesungguhnya," ujar Racmat usai menjadi pembicara dalam Forum Senator Ekonomi Kerakyatan di Jakarta.
"Sudah dibantah oleh mereka sendiri karena itu proyek swasta, bukan pemerintah. Tidak ada uang pemerintah yang keluar," terang Racmat Gobel. Mendag juga menyebut penyelenggaraan Paviliun Indonesia di World Expo Milan bukan sebuah kegagalan.(Sun)
Peran Didi Petet di Expo Milan 2015 Versi Triawan Munaf
Kepala Badan Ekonomi Kreatif dan Menteri Perdagangan membantah ada uang negara yang dipakai dalam penyelenggaraan World Expo Milan 2015.
Diperbarui 17 Mei 2015, 20:40 WIBDiterbitkan 17 Mei 2015, 20:40 WIB
Didi Petet menunjukkan letak Paviliun Indonesia di Milan Expo 2015. (www.expo2015.org)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Alvaro Hilang Sejak Maret 2025, Keluarga Terus Berjuang Mencari Bocah 6 Tahun Itu
Pertemuan Presiden Prabowo dan Wakil PM Malaysia Soroti Dampak Tarif Trump dan sampai Konflik Gaza
BMKG: Gempa Hari Ini Selasa 22 April 2025, Lima Kali Getarkan Indonesia
Respons Dewan Pers soal Penetapan Tersangka Direktur Pemberitaan Jak TV oleh Kejagung
Kuasa Hukum Ungkap Alasan Jokowi Belum Tunjukkan Ijazahnya ke Publik
Direktur Jak TV Jadi Tersangka Korupsi, IJTI Dorong Penyelesaian Melalui Dewan Pers
Paus Fransiskus Akan Dimakamkan 26 April 2025, Begini Rangkaian Prosesinya
Konsep Retret Gelombang Kedua Sudah Rampung, Diperkirakan Akan Diikuti 52 Kepala Daerah
Ngantor Naik Angkot, Bima Arya: Kepala Daerah Harus Merasakan Keseharian Warga
Prabowo Janji Cek Dugaan Penggelapan Dana MBG: Setiap Sen Uang Rakyat Akan Dijaga
Pelaporan Isu Ijazah Palsu Tinggal Tunggu Restu Jokowi, Kuasa Hukum: Ada 4 Orang
DPR Sebut Serangan ke Kejagung Meningkat Sejak Bongkar Kasus Besar