Menteri Yohana Akan Kumpulkan Perempuan Indonesia di Papua

Mengumpulkan perempuan Indonesia dimaksudkan Menteri Yohana untuk membangun komunikasi dan berkoordinasi tingkat nasional.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 20 Mei 2015, 13:27 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2015, 13:27 WIB
Menteri Yohana Susana Yembise Kunjungi Liputan6.com
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise melakukan kunjungan ke kantor Liputan6.com, Jakarta, Senin (19/5/2015). Yohana menjawab pertanyaan saat melakukan wawancara khusus. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengatakan akan mengadakan koordinasi secara besar-besaran dengan perwakilan perempuan se-Indonesia. Pertemuan itu rencananya akan diselenggarakan di Indonesia Timur, yakni Papua.

Bukan tanpa alasan Menteri Yohana mengadakan pertemuan perempuan Indonesia di Papua. Dia menuturkan, hal itu dilakukannya karena instruksi Presiden Jokowi untuk membangun Indonesia dari ujung timur wilayah nusantara.

"Bapak presiden beri instruksi kepada kami para menteri agar membangun Indonesia mulai dari ujung timur," ujar Menteri Yohana saat melakukan kunjungan ke kantor redaksi Liputan6.com, SCTV Tower, Jakarta Pusat, Selasa (19/5/2015).

Mengumpulkan perempuan Indonesia dimaksudkan Menteri Yohana untuk membangun komunikasi dan berkoordinasi tingkat nasional mengenai permasalahan perempuan di Indonesia.

"Masalah itu akan saya kumpulkan dengan mengkoordinasikan semua perwakilan perempuan, untuk bicara dan membangun koordinasi. Dari situ akan ada pemetaan masalah dan pencarian penyelesaiannya," tambah Yohanna.

Menteri Yohana melihat Indonesia masih sangat rentan terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak. Bahkan dia menyatakan, Indonesia bagian timur memiliki kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang cukup beragam.

"Saya justru melihat Indonesia timur seperti Papua, Maluku, dan NTT tingkat kekerasa perempuan anaknya cukup tinggi. Bahkan di NTT yang paling besar itu trafficking. Ini juga karena budaya patriarki yang melekat di negara kita," pungkas Yohana. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya