Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama istri Mufidah Kalla menghadiri pengukuhan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi yang diberi kehormatan sebagai Guru Besar Universitas Nasional (Unas) di Kampus Unas, Jakarta Selatan siang ini.
Dalam sambutan, JK berpesan agar Yuddy berhati-hati dalam mengambil kebijakan karena saat ini dia bukan hanya seorang menteri tetapi juga guru besar.
"Sekarang menjadi guru besar ya Prof Yuddy. Saya ucapkan selamat Prof Yuddy juga anggota kabinet, menteri dan peran aparatur negara. Ada konsekuensinya, yaitu tidak boleh salah dalam membuat kebijakan dan Prof harus menjaga martabat guru besar serta universitas," ucap Jusuf Kalla yang biasa disapa JK di Kampus Unas, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (23/5/2015).
Di tempat yang sama, Yuddy mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan sektor ekonomi khususnya industri. Namun pengembangan sektor industri memerlukan sikap konsisten dan penerapan programnya harus berkesinambungan.
"Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam perkembangan industrinya apabila konsisten menjalankan amanat undang-undang dan memiliki sebuah program pembangunan ekonomi industri yang berkesinambungan," ujar Yuddy.
Ia menjelaskan, salah satu hambatan perkembangan dunia industri adalah karena diskoneksivitas antara program Pemerintah yang sebelumnya terbukti berhasil dengan program Pemerintah saat ini. Karena itu, dalam tesisnya, Yuddy memberikan pandangan di mana program-program ekonomi yang sukses pada masanya dikolaborasikan dengan program Pemerintah saat ini.
"Salah satu kelemahan industri kita adalah di dalam pengembangan ekonomi seperti peningkatan devisa dan kesejahteraan rakyat adalah diskoneksi antara program Pemerintah sebelumnya dengan yang saat ini. Di dalam thesis saya, saya coba tawarkan program unggulan yang dulu sudah terbukti berhasil dan dikoneksikan dengan program pemerintah sekarang," jelas politisi Partai Hanura ini.
Acara pengukuhan Yuddy ini dihadiri Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie, Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung, dan serta beberapa dan rekan-rekan menteri Kabinet Kerja. (Mvi/Ein)