Setelah Menteri Yuddy, Menteri Yohana Juga Ditolak Pihak Angeline

Yohana tidak diperkenankan masuk. Padahal, petugas keamanan kampung atau pecalang sudah bersiap mengamankan kedatangan sang menteri.

oleh Dewi Divianta diperbarui 06 Jun 2015, 14:04 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2015, 14:04 WIB
Menteri PPPA
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, mengenakan batu akik yang berasal dari Kalimantan Barat dan Pulau Seram, Maluku.

Liputan6.com, Denpasar - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise menyambangi kediaman Angeline, bocah yang hilang sejak 16 Mei lalu. Yohana tiba di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Sanur, Bali, pada Sabtu (6/6/2015) pagi.

Namun, dia tidak mendapat sambutan hangat dari sang empunya rumah yang tidak lain adalah ibu angkat Angeline. Yohana tidak diperkenankan masuk. Padahal sejak pagi, petugas keamanan kampung atau pecalang sudah bersiap mengamankan kedatangan sang menteri.

Kakak angkat Angeline bernama Cristine menyampaikan kepada Kepala Lingkungan Banjar Kebok Kori, Denpasar, Ketut Stapa bahwa ibunya tidak mau menerima tamu, siapa pun orangnya.

Stapa menyampaikan dia telah menggelar mediasi antara Menteri Yohana dengan keluarga Angeline. Namun pihak keluarga Angeline tetap tidak berkenan bertemu.

Stapa mengaku heran dengan sikap keluarga Angeline yang tidak pernah menyambut baik niat berbagai pihak yang ingin membantu menemukan sang bocah.

"Kenapa jadi begini. Punya masalah mau dibantu kok malah menghindar. Kami jadi curiga jangan-jangan ada sesuatu di dalam rumah," kata Stapa.

Menteri Yuddy Diusir

Teka-teki hilangnya bocah Angeline memang semakin misterius seiring makin tertutupnya pihak keluarga terhadap semua pihak yang akan masuk ke rumah mereka. Tidak terkecuali bagi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Yuddy Chrisnandi.

Sang menteri menyempatkan diri mampir ke rumah Angeline untuk menyampaikan simpati usai kunjungan kerja di kawasan Kuta, Bali, Jumat 5 Juni 2015.

Namun yang terjadi, kedatangan Yuddy justru ditolak petugas keamanan sewaan atas permintaan Margriet, ibu angkat Angeline.

"Kalau melihat (rumah) tertutup begini, Anda minta surat sama Kapolresnya, Anda masuk ke dalam untuk periksa, tidak boleh ada yang menghalangi untuk pemeriksaan polisi," ucap Yuddy.

Sejak Kamis 4 Juni 2015 keluarga angkat Angeline mulai menyewa petugas kemanan untuk menjaga rumah Margriet demi alasan keamanan. Sejak itu tidak semua orang bisa mendekat rumah tanpa seizin satpam dan pemilik rumah

19 Hari sudah siswa SDN 12 Sanur, Bali ini menghilang. Hingga kini polisi pun masih kesulitan menemukan Angeline, karena minimnya informasi. Ditambah sikap keluarga angkat Angeline yang terbilang tidak konsisten dalam proses pencarian. (Ado/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya