Gibran Bawa Seserahan kepada Selvi Tanpa Didampingi Jokowi-Iriana

Dalam malam midodareni ini, rombongan keluarga Jokowi yang laki-laki mengenakan beskap landung warna cokelat muda.

oleh Oscar Ferri diperbarui 10 Jun 2015, 19:56 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2015, 19:56 WIB
[Bintang] Gibran Rakabuming
Di tengah acara lamaran berlangsung, Gibran Rakabuming masih menyempatkan diri untuk memantau kelancaran acara. (Galih W. Satria/Bintang.com)

Liputan6.com, Solo - Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka menyambangi kediaman orangtua Selvi Ananda untuk melaksanakan proses midodareni jelang pernikahan. Gibran datang didampingi oleh keluarga besar tanpa Jokowi dan Iriana.

Pantauan Liputan6.com, Rabu (10/6/2015), Gibran dan keluarga tiba sekitar pukul 19.00 WIB di rumah orangtua Selvi, yakni Didit Supriyadi-Sri Partini di Jalan Kutai Raya, Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.

Rombongan keluarga juga datang sembari membawa seserahan. Barang-barang dalam seserahan yang dibawa rombongan keluarga Gibran itu di antaranya‎ tas warna putih, peralatan make up, sepatu, parfum, buah, pakaian, perhiasan, jaddah (wajik dari ketan) warna putih dan merah jambu, dan lain-lain.

Dalam malam midodareni ini, rombongan keluarga Gibran yang laki-laki mengenakan beskap landung warna cokelat muda, sedangkan yang perempuan mengenakan kebaya dengan warna yang berbeda.‎ Dalam midodareni, orangtua calon pengantin pria yang memang tak mendampingi dan diwakilkan oleh pihak keluarga yang sudah ditunjuk.

Prosesi Nyantrik

Selain seserahan, dalam midodareni ini, Gibran dan Selvi juga akan menjalani nyantrik atau jonggolan. Jonggol berarti datangnya calon pengantin pria ke calon mertua. Tujuannya untuk menunjukkan dirinya dalam keadaan sehat dan selamat, dan hatinya telah mantap untuk menikahi putri mereka.

Dengan begitu, nyantrik atau jonggolan dapat diartikan ‎untuk memastikan calon pengantin laki-laki akan hadir dalam akad nikah dan sebagai bukti keluarga calon pengantin perempuan benar-benar siap melakukan prosesi pernikahan pada hari berikutnya‎.

Setelah itu dalam malam midodareni, acara dilanjutkan dengan rangkaian penyerahan kancing gelung atau busana calon pengantin pria yang akan digunakan keesokan harinya dan angsul-angsul atau buah tangan dari keluarga calon mempelai perempuan kepada keluarga calon mempelai pria.

Ada pun inti prosesi malam midodareni ini adalah untuk melakukan serah-serahan berupa hantaran dari keluarga calon pengantin pria ke calon mempelai putri, perkenalan antarkedua keluarga besar, dan nasihat dari orang tua calon pengantin perempuan kepada calon menantu yang biasa disebut Sabdo Tomo.

Makna Midodareni

Midodareni berasal dari kata dasar widodari. Dalam bahasa Jawa, widodari berarti bidadari, yang merupakan putri dari surga yang sangat cantik dan sangat harum baunya. ‎Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin perempuan, untuk menyempurnakan dan mempercantik pengantin wanita.

‎Dalam malam midodareni yang biasanya dilaksanakan pukul 18.00 hingga 24.00 WIB ini, kedua calon pengantin, Gibran-Selvi, juga tidak boleh tidur. (Ans/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya