Liputan6.com, Jakarta - ‎Menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK telah mengabdi selama 8 bulan, sejak dilantik. Namun, banyak pembantu presiden itu yang tidak mampu melaksanakan program sesuai janji yang tercantum dalam Nawa Cita Jokowi-JK. Bahkan tak sedikit kinerja para menteri itu dinilai buruk oleh masyarakat.
Hal itu mendorong wacana reshuffle atau perombakan Kabinet Kerja harus segera dilakukan. Apalagi, permasalahan negara kian banyak yang tak terselesaikan. Salah satu yang paling disoroti yakni persoalan ekonomi yang semakin buruk.
Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, mengatakan, ada 5 perilaku menteri yang layak dipertimbangkan Presiden Jokowi untuk di-reshuffle.
‎Pertama yakni menteri yang hanya menjalankan agenda sesuai pikirannya sendiri. Kemudian menteri yang hanya rajin berdiskusi tapi minim tindakan.
Selain itu, menteri yang dianggap masih bingung dengan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) layak untuk di-reshuffle. Juga menteri yang hanya sibuk mencari popularitas atau pencitraan hingga lupa tugas utamanya.
"Ada menteri yang sering muncul di beberapa momen tertentu. Kasus pembunuhan Angeline dia ada, kebakaran di bandara juga hadir, tapi dia lupa tugas pokoknya apa," kata Ray dalam sebuah diskusi '‎Reshuffle Kabinet: Siapa Masuk, Siapa Keluar' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 8 Juli 2015.
Dan yang terakhir, menteri yang bekerja dengan gaya Orde Baru, kata Ray, juga layak untuk di-reshuffle.
"‎Kita ini hidup di zaman reformasi. Tapi ada menteri yang selera memimpinnya seperti Orde Baru. Tidak boleh ini dan itu, semua harus diawasi. Kalau seperti itu bagaimana nasib demokrasi kita," tukas dia.
Labih jauh, mantan aktivis 98 itu juga mengkritisi kinerja para pembantu Jokowi-JK yang kebanyakan hanya semangat di awal masa jabatan. Mereka bersemangat membuat program kerja yang menjanjikan. Bersikap tegas terhadap sejumlah persoalan, namun lambat laun tindakannya semakin melempem.
"Perilaku beberapa menteri paling dominan hanya menggebrak di awal kemudian lembek.‎ Mula-mula bikin gebrakan kerja, bikin rencana dan sebagainya, tapi sekarang tidak ada kabarnya lagi," tandas Ray.
Karena itu, Ray mendesak pemerintah segera melakukan perombakan. Diharapkan, Jokowi bisa menempatkan pembantunya sesuai kemampuan yang mereka miliki, bukan sekadar bagi-bagi kursi. Selain itu, Jokowi juga diminta tegas mencopot menterinya yang kinerjanya buruk atau tidak punya kemampuan menjalankan mandat rakyat.
"Menteri yang potensial tapi salah penempatan harus disesuaikan. Kemudian menteri yang tidak punya kemampuan dan kinerjanya buruk, ya jangan dipertahankan‎," pungkas Ray. (Ali/Nda)
Ini 5 Perilaku Menteri yang Dinilai Layak Di-reshuffle
Kinerja para pembantu Jokowi-JK dinilai kebanyakan hanya semangat di awal masa jabatan.
diperbarui 09 Jul 2015, 06:23 WIBDiterbitkan 09 Jul 2015, 06:23 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tips Memasak Pare Agar Tidak Pahit, Lengkap dengan Resepnya
6 Potret Benda Misterius Ini Bikin Mikir Kegunaannya, Bentuknya Sangat Asing
Dukung KSPN Danau Toba, Damri Siapkan Rute Ajibata-Kualanamu Tarif Murah
Hari Anak Sedunia 2024, UNICEF Sorot Penderitaan Anak di Gaza hingga Sudan
VIDEO: Libatkan Pegawai Komdigi, Buronan Judi Online Ditangkap di Sleman
Dinkes Cilegon Buka Layanan Konsultasi Gangguan Jiwa Gratis di Puskesmas
Pj Gubernur Kaltim Sebut Tambang Bawa Keberkahan Jika Dikelola dengan Baik
Melihat Proses Perakitan Jantung Penggerak Mobil Listik Geely Langsung dari Dapurnya
Tips Membuat Kue Lapis Agar Tidak Gagal: Panduan Lengkap untuk Pemula
16 Pemain Perebutkan Gelar Juara Nasional Pertama di Darts Competition Final Series 2024
3 Ahli Waris Kru tvOne yang Meninggal Akibat Kecelakaan di Tol Pemalang Terima Manfaat BPJS Ketenagakerjaan
AFS Global STEM Innovators 2024, Wujudkan Generasi Muda Indonesia yang Berwawasan Global dan Peduli Lingkungan