Trauma Gempa di Tanah Jawa

Tepat pukul 04.44 WIB, Sabtu 25 Juli 2015, tanah Jawa dilanda gempa. Berkekuatan 5,7 skala Richter dengan kedalaman 10 km.

oleh Raden Trimutia HattaTanti YulianingsihYanuar H diperbarui 26 Jul 2015, 00:03 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2015, 00:03 WIB
Gempa
Ilustrasi Gempa (die.wahre-natur.de)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang pagi itu masih terlelap. Sebagian lagi dilanda panik saat bumi tiba-tiba berguncang. Berlarian menghindari bangunan.

Tepat pukul 04.44 WIB, Sabtu 25 Juli 2015, tanah Jawa dilanda gempa. Berkekuatan 5,7 skala Richter dengan kedalaman 10 km, pusat lindu berada di 111 km tenggara Ciamis, Jawa Barat. Namun getarannya terasa hingga di 15 daerah.

"Gempa dirasakan lemah, sedang, hingga kuat oleh masyarakat di beberapa daerah di Tasikmalaya, Kota Ciamis, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Purbalingga, Kota Yogyakarta, Gunungkidul, Bantul, Prambanan Klaten, Solo, Magelang, Wonogiri, Pacitan, dan Ponorogo," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta.

"Gempa tidak berpotensi tsunami," tegas Sutopo.

(Liputan 6 TV)

Meski begitu, kepanikan melanda warga. Salah satunya di daerah Tasikmalaya. Mereka sampai keluar rumah, takut dan trauma dengan gempa yang terjadi beberapa tahun lalu. Guncangan membuat kaca dan jendela warga bergetar.

Gempa yang hampir bertepatan dengan salat subuh tersebut pun sempat membuat seorang penjaga masjid menghentikan azannya. Kaget dan khawatir akan ada bangunan yang roboh.

Maryam, warga Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Cilacap, mengakui gempa bumi terasa sangat kuat. "Saya kebetulan sedang di kamar mandi mau bersiap untuk salat subuh, tiba-tiba ada gempa, saya pun segera lari. Piring dan gelas yang ada di rak pun berbunyi akibat adanya guncangan gempa," kata dia.

Di Yogyakarta, warga berhamburan ke luar rumah. Meski berlangsung 10 hingga 15 detik, terasanya lindu membuat warga Yogyakarta mudah panik. Mereka memiliki trauma karena pernah mengalami musibah gempa sangat besar pada 2006 lalu. "Pas tidur seperti digoyang-goyang dibangunin orang. Terus aku bangun langsung sadar ini gempa dan langsung keluar rumah," ucap Eko.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Trauma Gempa

Trauma Gempa

Kala itu, lepas dini hari di Yogyakarta, Sabtu 27 Mei 2006. Saat jarum jam menunjuk ke angka 05.53 WIB, bumi berguncang hebat. Gempa 'hanya' 57 detik, namun dampaknya luar biasa.

Kekuatannya mencapai 5,9 skala Ritcher, atau menurut data Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), magnitude-nya 6,3 SR dengan kedalaman 7,5 km. Gempa terjadi di dekat permukaan di sepanjang patahan di Lempeng Sunda, sekitar 20 km selatan-tenggara Yogyakarta.

Kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006 (AFP)

Lindu tak sampai memicu tsunami, tapi 3.000 nyawa melayang di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta -- dari total 6.234 hidup manusia yang terampas.

Selain Yogyakarta, gempa berkekuatan 6,8 skala Richter juga pernah mengguncang lepas pantai Jawa Barat pada 17 Juli 2006 pukul 08.19 WIB. Gempa ini menyebabkan tsunami setinggi 2 meter yang menghancurkan rumah di pesisir selatan Jawa, dan membunuh setidaknya 659 jiwa.

Tsunami itu menghantam desa-desa di pesisir selatan Jawa di Cipatujah, Tasikmalaya, Pangandaran, dan Ciamis. Sejumlah pantai yang menjadi lokasi wisata seperti Pangandaran mengalami rusak parah.

Menurut US Geological Survey gempa Bumi ini berpusat pada 9,295°LS 107,347°BT, 48,6 km di bawah dasar laut. Berada 225 km atau 140 mil timur laut Pulau Natal dan 240 km atau 150 mil tenggara Tasikmalaya, dan 358 km atau 222 mil selatan Jakarta.

Rawan Gempa

Lindu 5,7 SR di Ciamis bukan berada di jalur subduksi atau pertemuan lempeng Hindia Australia dan lempeng Eurasia, tetapi berada di sisi dalam lempeng Eurasia. Namun, di Pulau Jawa wilayah selatan tetap menjadi daerah rawan gempa.

"Wilayah selatan Pulau Jawa adalah daerah rawan gempa dan tsunami. Aktifnya jalur subduksi tersebut bergerak rata-rata 5-7 cm per tahun ke arah Timur Laut-Utara," ujar Sutopo.

Potensi gempa maksimum di Jawa Megathrust pada selatan Jawa sekitar 8,1 hingga 8,2 SR. Dari Selat Sunda hingga Bali sepanjang jalur Jawa Megthrust tersebut baru di selatan Pangandaran (7,8 SR, tahun 2006) dan selatan Banyuwangi (7,8 SR, 1994) yang pernah terjadi gempa besar dan tsunami dalam kurun waktu 165 tahun terakhir.

Daerah lainnya tidak ada catatan sejarah gempa besar dan dinyatakan sebagai seismic gap. Meski begitu, Upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana di daerah selatan Jawa harus ditingkatkan terus-menerus, karena memang wilayah tersebut rawan gempa dan tsunami.


'Teori' Mbah Rono

'Teori' Mbah Rono

Gempa 5,7 skala Richter di tenggara Ciamis, Jawa Barat yang terjadi pada Sabtu (25/7/2015) dini hari tadi terasa hingga wilayah Jawa Timur. Luasnya getaran ini dinilai karena pusat gempa cukup dalam di Samudera Hindia, yakni 10 kilometer, namun tidak merusak wilayah terdampak.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono yang akrab disapa Mbah Rono mengibaratkan cakupan luas gempa seperti menyalakan lampu senter. Jika senter disorotkan dekat dengan tembok, maka lingkaran cahayanya kecil namun memiliki cahaya tajam. Ini disebut gempa dangkal.

Gempa 5,7 skala Richter guncang Ciamis, Jawa Barat. 3 orang luka-luka setelah seekor macan tutul nyasar masuk ke sekolah di India.

Sebaliknya, kata Mbah Rono, jika senter disorotkan jauh dari tembok maka lingkarannya juga lebih luas, namun cahaya tidak tajam. Ini disebutnya sebagai gempa dalam.

"Ternyata saya lihat tadi 82 kilometer sebelah selatan Tasikmalaya di wilayah subduksi, pantaslah kalau 82 dirasakan luas dari subduksi," ujar dia di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.

"Itu mungkin hasil subduksi antara Eurasia dengan Indo Australia lempeng samudra Indo Australia dan menyusup lempeng yang relatif stabil Eurasia itu gempanya dari itu. Karena dalam cukup dirasakan luas, tetapi seharusnya tidak merusak karena dalam," sambung dia.

Dampak Gunung Api

Mbah Rono menjelaskan, terkait pengaruh gempa Ciamis terhadap aktivitas gunung api, tergantung kantong magma gunung tersebut. Jika kantong magma gunung api penuh, maka bisa memengaruhi aktivitas gunung.

Namun, kata Mbah Rono, ada juga gunung api dengan tipe berbeda, seperti Gunung Gamalama. Gunung berketinggian 1.715 di Pulau Ternate, Kepulauan Maluku ini bisa meletus walau pun kantong magma belum penuh.

"Ada juga gunung api yang sifatnya seperti air soda. Walau pun belum penuh, tapi jika diguncang gempa terus bisa meletus. Kan terkena tekanan tinggi terus jadi meletus kayak Gamalama," ujar dia.

Gempa Yogyakarta 2006 erupsi Merapi (NASA)

Menurut Mbah Rono, jika gempa berpengaruh terhadap aktivitas gunung api, maka akan terlihat dalam beberapa hari setelah gempa. Kondisi ini berlaku berbeda di tiap gunung api.

"Berpengaruh paling delay 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari. Tergantung gunungnya," pungkas Mbah Rono.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melaporkan terjadi gempa bumi 5,7 SR di tenggara Ciamis, pada Sabtu pukul 04.44 WIB. Dengan pusat gempa di Samudera Hindia di kedalaman 10 km pada 4 lokasi terpisah.

Di antaranya berada di 111 km tenggara Ciamis Jawa Barat, 115 km tenggara Cilacap Jawa Tengah, 117 km barat daya Kebumen Jawa Tengah dan 147 km barat daya Yogyakarta.

Bahkan, Posko BNPB sudah mengonfirmasi dampak gempa Ciamis ke beberapa BPBD. Dilaporkan getaran lindu ini terasa hingga ke 15 daerah. Di antaranya Tasikmalaya, Kota Ciamis, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Purbalingga, Kota Yogyakarta, Gunungkidul, Bantul, Prambanan Klaten, Solo, Magelang, Wonogiri, Pacitan, dan Ponorogo. (Mut/Ans)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya