55 Ton Garam Belum Mampu Jinakkan Kebakaran Hutan di Riau

Sejauh ini, BPBD Riau mencatat sebanyak 1.264,75 hektare lebih hutan dan lahan di Riau telah terbakar. Sebagian berhasil dipadamkan.

oleh M Syukur diperbarui 29 Jul 2015, 22:57 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2015, 22:57 WIB
Kebakaran-Hutan-Riau
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau terus meluas. Meski sudah sekitar 55 ton garam disemai ke awan untuk membuat hujan, titik api baru terus bermunculan di sejumlah kabupaten dan kota di provinsi ini.

Hingga kini, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger, pihaknya bersama Satgas Penanggulangan Kabut Asap Riau terus mengupayakan hujan buatan dengan menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

"Sejauh ini sudah ada 55,28 ton garam ditabur. Setiap harinya ada 2,4 ton garam yang disemai ke awan untuk membuat hujan," kata dia di Pekanbaru, Riau, Rabu (29/7/2015).

Selain hujan buatan, Satgas Udara Penanggulangan Karhutla juga melakukan water bombing ke daerah yang luas dilalap api. Tim ini dibantu Satgas Darat untuk memadamkan api lewat jalur darat.

"Hal ini dilakukan untuk meminimalisir dampak kebakaran lahan dan kabut asap," kata Edwar.

Sejauh ini, BPBD Riau mencatat sebanyak 1.264,75 hektare lebih hutan dan lahan di Riau telah terbakar. Sebagian sudah berhasil dipadamkan.

"Kebakaran terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir, sekitar 400 hektare. Kemudian Pelalawan sebanyak 232 hektare lahan. Selanjutnya Kabupaten Bengkalis sebanyak 177 hektare," ungkap Edwar.

Meski sudah berupaya maksimal, kebakaran lahan pada Rabu ini terus terjadi. Hal ini dilihat dari pantauan satelit milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika terhadap kemunculan titik panas.

Satelit mendeteksi 40 titik panas (hotspot) di Riau. Titik ini tersebar di Rokan Hilir, Bengkalis, Siak, Dumai, Inhil, Inhu dan Pelalawan. Sementara titik api, terhitung sebanyak 28 titik yang menyebar di Siak, Dumai, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan Pelalawan.

Menurut Kepala BMKG Pekawan Sugarin, titik api yang menimbulkan asap membuat jarak pandang hanya berkisar 1.500 meter. Kondisi tersebut diperparah dengan menurunnya kualitas udara hingga masuk pada kategori tidak sehat.

"Kemunculan kabut asap tersebut tidak hanya ada di Pekanbaru, melainkan juga terpantau di Pelalawan dengan jarak pandang hanya 2 kilometer. Sementara Dumai dan Rengat jarak pandang 3 kilometer," terang Sugarin. (Ado/Mar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya