Liputan6.com, Jakarta - Asisten Presiden Direktur PT XL Axiata, Hairyantira (37), yang menghilang 8 bulan sejak November 2014 ternyata diduga dibunuh kekasihnya, Andy Kurniawan. Pembunuh janda 2 anak itu diringkus pada 7 Juli 2015.
Semasa hidupnya, Hairyantira yang kerap disapa Ryan, bersama suami dan kedua anak laki-lakinya mengontrak rumah di kompleks Griya Tugu Asri, Depok, Jawa Barat. Junaedi, satpam kompleks mengaku kenal dengan korban, meski komunikasi mereka sebatas sapa ketika Ryan keluar-masuk kompleks melewati pos keamanan. Belakangan mereka bercerai.
"Dia ngontrak sama suami dan 2 anaknya, saya tahu. Karena kan saya jaga di gerbang depan. Ya kalau dia (Ryan) keluar-masuk sini (kompleks) kan buka kaca. Paling say hallo," ujar Junaedi kepada Liputan6.com, di Kompleks Griya Tugu Asri, Depok, Kamis (6/8/2015).
Advertisement
Setiap harinya Ryan pergi kerja dan beraktivitas lainnya menggunakan mobil pribadi, sementara mantan suaminya lebih sering terlihat menggunakan kendaraan umum.
"Dia selalu nyetir sendiri kalau pergi, malah suaminya sering naik kendaraan umum. (Saya) Suka lihat (suaminya) jalan kaki sampai depan kompleks terus naik ojek," kata Junaedi.
Dia menambahkan, masa kontrak rumah Ryan di Blok B1 habis pada April 2015. Namun, 3 bulan belakangan, pemilik rumah sudah mengontrakkan rumah itu untuk orang lain.
"Dia ngontrak buat 2 tahun, tapi nggak sampai 2 tahun sudah kosongin rumah. Terakhir, (mantan) suaminya yang datang dan angkutin perabot yang masih di dalam rumah. Penghuni barunya sudah ada. Sudah 3 bulan," jelas Junaedi.
Keluarga Ryan mencari keberadaan janda beranak 2 itu sejak November 2014. Namun, baru pada April 2015, orangtuanya melaporkan kehilangan secara resmi. Dia ternyata dibunuh kekasihnya Andy Kurniawan.
Andy menghabisi nyawa janda cantik itu pada 30 Oktober 2014 di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat. Jasadnya ditemukan petugas hotel pada keesokan harinya pukul 16.00 WIB. Namun ketika itu, polisi tidak menemukan identitas apapun sehingga jasadnya hanya bertanda "Miss X".
Kronologi Hilangnya Ryan
Dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Rabu 5 Agustus 2015, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti mengatakan, setelah mendapat laporan hilangnya Ryan pada 14 April 2015, tim penyidik mengonstruksi kronologi hilangnya perempuan tersebut dan mengumpulkan keterangan dari keluarga serta teman-teman korban.
Dari keterangan itulah polisi mengantongi nama Andy yang diketahui memiliki hubungan asmara dengan Ryan. Polisi dan keluarga pun mencari identitas Andy dan mendapat informasi bahwa ia pegawai perusahaan alat kesehatan di Jatibening, Bekasi, Jawa Barat.
"Akhirnya didapat alamat tersangka di Duren Sawit, Jakarta Timur. Dan kami bergerak ke rumahnya," ujar Krishna. Di rumah Andy, terparkir mobil Honda Mobilio milik Ryan. Namun, Andy berdalih mobil itu ditahannya lantaran Ryan berutang.
Seiring berjalannya penyelidikan, polisi yakin Ryan sengaja dihilangkan. Namun, kepolisian belum memiliki bukti yang cukup kuat untuk menjerat Andy dengan status tersangka.
"Namun, kami belum bisa membuktikan dia dibunuh karena jenazah belum ditemukan. Awal kecurigaan kita menduga karena menemukan kendaraan milik korban di rumah terduga pelaku. Saat ke rumahnya, dia bilang ke polisi mobil didapat dari korban karena ada urusan bisnis yang harus diselesaikan," jelas Krishna.
Tersangka pun mengaku tidak mengetahui keberadaan Ryan. "Saat ditanya korban di mana, dia tidak tahu," ujar dia.
Kepemilikan Mobil Ryan Diselidiki
Demi mengungkap fakta-fakta sebenarnya tentang hilangnya ibu 2 anak ini, polisi menelusuri data kendaraan korban dan rekam jejak kendaraan itu hingga sampai ke tangan Andy. Dari informasi yang terkumpul, Ryan diketahui membeli mobil di Depok.
"Dan kita mendapati di showroom bahwa pelaku mengajukan surat balik nama dan menyatakan dia punya surat kuasa saat mengambil BPKB mobil korban. Akhirnya kita sita surat itu dan kita coba teliti menggunakan laboratorium forensik," papar Krishna.
Hasil forensik keluar 28 Mei 2015, menyatakan tanda tangan korban bukanlah hasil guratan tangan, melainkan hasil scanning dari komputer. Bukti itulah yang semakin menguatkan dugaan polisi, Andy dalang di balik hilangnya Ryan.
"Dan tanda tangan korban diduga kuat palsu dan tidak identik dengan tanda tangan korban. Dan saat itu juga kita beritahu pihak showroom. Mereka langsung melaporkan pemalsuan dokumen ini pada 5 Juli 2015," imbuh Krishna.
Polisi kemudian memburu Andy atas dugaan pemalsuan dokumen, namun pria berkulit putih ini baru berhasil diringkus pada 9 Juli 2015 di rumahnya.
Ryan Dibunuh di Garut
Selama dibui, polisi terus mencecar Andy dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hubungannya dengan Ryan dan hilangnya Ryan. Andy berkeras hati tidak mengakui perbuatannya. Polisi pun tidak bisa memaksakan Andy mengakui perbuatannya.
"Akhirnya dengan kesabaran dan pengorbanan, ibu korban rajin mengunjungi tersangka di sel dan tersangka akhirnya mengakui perbuatannya," ujar Krisna.
Kepada ibunda Ryan, Andy mengaku telah menghabisi nyawa janda cantik itu pada akhir Oktober 2014 lalu di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat. Keterangan itu pun diakui Andy di hadapan polisi.
"Pembunuhan dilakukan 30 Oktober 2014 dan ditemukan petugas hotel keesokan harinya pukul 16.00 WIB di sebuah hotel di Kota Garut," jelas Krishna.
Namun, ketika itu jasadnya tanpa identitas sehingga tidak diketahui kalau yang terbunuh adalah Ryan. (Mvi/Tnt)
Advertisement