Pengamat: Tak Perlu Gaduh Soal Reshuffle Kabinet

Dia menilai, nama-nama yang dipilih Presiden Jokowi menggantikan menteri sebelumnya dinilai tepat.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 13 Agu 2015, 16:14 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2015, 16:14 WIB
20150812-Jokowi Pecat Sekaligus Lantik Menteri Baru-Jakarta
Lima menteri baru dan satu Sekretaris Kabinet saat pengambilan sumpah jabatan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Presiden Jokowi me-reshuffle sejumlah menteri Kabinet Kerja sekaligus melantik menteri baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik dari Charta Politica Yunarto Widjaya menilai reshuffle kabinet yang dilakukan Jokowi terhadap kabinetnya tak perlu digaduhkan. Sebab, reshuffle lumrah terjadi dalam pemerintahan, terlebih di Indonesia.

"Jangan sampai reshuffle terus menjadi gaduh dan dijadikan ajang berspekulasi‎. Bahasannya itu-itu saja seakan-akan ada proses sihir paska reshuffle, itu tidak tepat.‎ Zaman SBY juga beberapa kali terjadi reshuffle," kata Yunarto dalam diskusi 'Reshuffle' di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Dia menilai, nama-nama yang dipilih Presiden Jokowi menggantikan menteri sebelumnya dinilai tepat. Menurutnya, nama-nama seperti mantan Gubernur BI Darmin Nasution yang menggantikan ‎Sofyan Djalil menjadi Menteri Koordinator Perekonomian memiliki pengalaman yang baik dan diterima di bidangnya.

"Dengan munculnya nama seperti Darmin, Luhut dan Rizal Rami, 3‎ orang ini lebih memiliki pamor dan track record di bidang itu. Publik juga tahu mereka punya pengalaman di bidang itu," ujar Yunarto.

Selain itu, reshuffle juga ditujukan untuk perbaikan kinerja menteri di bidangnya masing-masing yang dinilai belum maksimal sejak dilantik 27 Oktober 2014 lalu.

‎"(Reshuffle) juga upaya perbaikan sektor hulu ke hilir. Ada kelemahan 10 bulan pertama sejak dilantik. Ada kritik besar khususnya dalam perencanaan APBN dan soal tingkat pertumbuhan ekonomi," tandas Yunarto. (Ron/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya