Dapat Perlawanan Warga Kampung Pulo, Ahok Ogah Gunakan Kekerasan

Oleh karena itu, dia memanggil polisi dan TNI untuk membantu jalannya penertiban.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 21 Agu 2015, 13:05 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2015, 13:05 WIB
Ahok Blusukan ke Kios PKL Monas
Ahok meluncur ke areal PKL yang sedang dibangun di lapangan IRTI Monas usai memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan, Jakarta, Senin (10/11/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak akan mundur untuk merelokasi warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Tapi, bukan berarti menghalalkan segala cara untuk dapat memindahkan warga termasuk dengan cara kekerasan.

"Kita enggak mau kekerasan kok. Kamu kalau nimpuk saya, saya tutupin gimana? Yang lempar duluan siapa? Orang selalu bolak-balikin fakta," kata Ahok usai memantau pembangunan jembatan di Pluit, Jakarta Utara, Jumat (21/8/2015).

Selama ini, dia diajarkan oleh agama untuk tidak segan memberikan pipi kanan bila dipukul pipi kiri. Tapi, itu tidak bisa dilakukan dengan pihak yang melanggar aturan.

"Gue bilang kalau orang tampar pipi kiri gue, gue pukul lo? Enggak, ada pipi kanan. Enak saja lo kasih pipi kanan. Ya sama. Sekarang Satpol PP luka-luka, ditusuk PKL enggak pernah Anda bilang manusiawi, kemanusiaan. Emang Satpol PP bukan manusia?" tegas Ahok.

Oleh karena itu, dia memanggil polisi dan TNI untuk membantu jalannya penertiban. Bala bantuan itu dimaksudkan agar penertiban berjalan aman.

"Kita Satpol PP saja lo hantam orang kita. Kalau sudah berantem enggak ada polisi kita yang ditangkap. Saya tanya sama kamu saja, apa kita semua harus belajar bela diri? Kalau rumahmu dirampok kamu lapor polisi enggak? Kalau kamu, satu hari mau dirampok jangan lapor polisi jangan lapor tentara ya. Hadapin sendiri. Ada protapnya," tutur Ahok. (Bob/Mvi)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya