Ini Beda Kedatangan Jemaah Haji di Bandara Madinah dan Jeddah

Berbeda dari tahun sebelumnya, kedatangan jemaah calon haji biasanya tiba pertama di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.

oleh Wawan Isab Rubiyanto diperbarui 03 Sep 2015, 16:55 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2015, 16:55 WIB
Jemaah Haji Indonesia
Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdulaziz (AMMA) Madinah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Liputan6.com, Madinah - Untuk kali pertama, Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah menjadi tempat persinggahan perdana jemaah calon haji Indonesia. Tak seperti tahun sebelumnya Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah, Arab Saudi menjadi lokasi kedatangan pertama jemaah haji Indonesia.

Kendati demikian kebijakan yang diterapkan setiap bandara berbeda-beda. Banyaknya persoalan saat kedatangan jemaah haji menjadi tugas berat yang diemban para pelayan tamu Allah (petugas PPIH) khususnya Daerah Kerja (Daker) Bandara.

Kepala Daker Bandara Jeddah-Madinah, Arab Saudi, Nurul Badruttamam menjelaskan ada yang menarik untuk tahun ini, di mana jemaah calon haji langsung menuju Bandara AMMA Madinah.

Jemaah calon haji Indonesia di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdulaziz (AMMA) Madinah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

"Di bandara internasional di Kota Madinah ini tidak ada lagi persiapan untuk melakukan umrah, mandi, dan salat sunah, seperti yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya ketika jemaah haji singgah pertama kali di Bandara Jeddah," ucap Nurul di Kantor Misi Haji Indonesia, Madinah, Rabu 2 September 2015.

Berbeda dari tahun sebelumnya, kedatangan jemaah calon haji yang biasanya tiba pertama di KAA Jeddah, jemaah langsung mandi berpakaian ihram, lalu salat sunah, dan diberangkatkan ke Mekah untuk umrah kedatangan.

Langsung ke Pemondokan

Jika di Bandara AMMA Madinah, jemaah langsung diarahkan ke bus usai melalui imigrasi yang jaraknya ke bus tidak terlalu jauh. Mereka langsung menuju ke pemondokan, sehingga meminimalkan kelalaian calon haji saat berada di bandara.

"Kalau di Bandara Jeddah ada salat sunah dan pembagian katering. Ditambah paspor diambilnya ketika sudah ada di dalam bus. Biasanya risiko passpor hilang amat besar di Jeddah karena jemaah saat mandi paspor ditaruh di tas koper besar atau lupa menaruh saat mandi. Biasanya paspor yang sudah-sudah itu hilang." pungkas Nurul.

"Lain halnya kalau di Bandara Madinah, begitu keluar dari imigrasi paspor langsung diambil oleh petugas. Jadi risiko paspor jemaah yang hilang sedikit sekali." imbuh Nurul.

Sebelumnya, Jemaah calon haji Indonesia kloter pertama dari Embarkasi Makassar/UPG sempat mengalami keterlambatan kedatangan karena masalah visa. "Masalah visa insya Allah sudah selesai, tidak ada masalah lagi," harap Nurul.

Di hari yang sama, kedatangan Tim Pemantau Itjen Kemenag yang berjumlah 5 orang sempat melakukan peninjauan pelayanan di Bandara AMMA Madinah.

"Kami sudah melakukan pemantauan di Daker Bandara, kami sudah melihat beberapa proses pelayanan, terlihat sudah bagus. Kemudian akan dilakukan evaluasi ke depan. karena Bandara ini (AMMA Madinah) masih baru pertama kali digunakan. Daerah Kerja Bandara cukup memberikan kontribusi yang baik," jelas Supervisor Tim Pemantau, Rojikin.

Dari data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) total ada 375 kloter yang akan mengangkut calon haji asal Indonesia ke Tanah Suci. Sebanyak 184 kloter (gelombang pertama) akan mendarat di Bandara AMAA Madinah pada periode 21 Agustus-3 September 2015. Selanjutnya 191 kloter (gelombang kedua) akan mendarat di Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah pada periode 4-17 September 2015.

Bandara Serba Modern

Pantauan Liputan6.com, pertama kali masuk ke dalam ruang bandara suasana sejuk terasa langsung menerpa kulit. Ratusan tiang penyangga berwarna putih yang didesain berbentuk mirip pohon kurma, lengkap dengan daunnya menopang atap bangunan ini. Seluruh ruangan utama bandara terintegrasi satu atap, sehingga mirip hanggar pesawat raksasa.

Jemaah di ruang tunggu Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdulaziz (AMMA) Madinah, Arab Saudi, menunggu bus yang memberangkatkan menuju pemondokan. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Dari dalam ruangan, pengunjung bandara bisa leluasa melihat atap dari ujung ke ujung. Sekat memanjang dibuat hanya untuk menutup tempat pemeriksaan imigrasi.

Bandara baru yang luasnya total mencapai 4 juta meter persegi ini diresmikan 2 Juli lalu dan sepenuhnya dibangun serta dioperasikan oleh swasta. Lokasinya bisa ditempuh melewati jalanan yang lebar dengan waktu tempuh sekitar 45-60 menit dari kawasan Markaziah di dekat Masjid Nabawi.

Bandara yang dibangun dengan dana US$ 1,2 miliar ini berada di timur laut Kota Madinah al-Munawaroh. Persis di depan bandara, berdiri masjid megah berornamen modern yang mudah diakses.

Di sampingnya masih tersedia ruang terbuka yang cukup luas. Sedangkan tempat parkirnya mampu menampung 1.500 mobil pengunjung dan 200 mobil sewaan.

Untuk tahap pertama, Bandara AMAA Madinah mampu melayani 8 juta penumpang per tahun. Selanjutnya tahap kedua 18 juta dan fase ketiga atau terakhir diharapkan mampu melayani 40 juta penumpang.

Mengenai fasilitasnya, semuanya serba modern dan canggih. Terminal utama keberangkatan penumpang mempunyai luas 153.000 meter persegi, dengan 16 pintu keberangkatan yang tersambung dengan 32 garbarata (jembatan langsung ke badan pesawat). Sedangkan untuk proses boarding dilayani 64 loket, 24 loket untuk pelanggan dan 16 loket tambahan untuk boarding saat musim haji. (Ans/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya