Liputan6.com, Karawang - Presiden Joko Widodo mengunjungi Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kedatangan Jokowi untuk menyaksikan panen raya padi varietas baru, yaitu IPB 3S dan IPB 4S di Desa Cikarang, Kecamatan Cimalaya Wetan.
Jokowi pun optimitis kebutuhan beras di dalam negeri akan tercukupi. Apalagi bibit varietas IPB 3S yang dapat menghasilkan 13,4 ton per hektare.
"Lonjakannya langsung beberapa kali lipat. Intensifikasi seperti ini yang diperlukan, sehingga hasil produksi dapat meningkat total," ucap Presiden Jokowi ketika meninjau panen padi bibit varietas IPB 3S di Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Minggu (27/9/2015).
Presiden yang didampingi Ibu Iriana Widodo mengatakan, bibit varietas itu baru diujicobakan di lahan 500 hektare. Setelah itu langsung akan ditanam di lahan 100 ribu hektare.
100 Ribu Hektare
"Ngapain cuma 500 hektare, saya minta langsung saja, tanam 100 ribu hektare," tukas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi menjelaskan, hampir 1 tahun pemerintahan Jokowi-JK, kebutuhan beras bisa dipenuhi sendiri oleh petani tanpa perlu mengimpor, meski banyak desakan mengimpor beras. Bahkan cadangan beras pun masih dalam batas aman, yakni 1,7 juta ton.
"Masih ditambah lagi panen November, masih ada sisa panen. Tambah 2 bulan 300 ribu ton pada akhir tahun," beber Jokowi.
Meski dari cadangan beras itu akan dikeluarkan raskin 220 ribu ton setiap bulannya, cadangan beras masih cukup. "Yang penting pasokan cukup, distribusi lancar dan harga terjangkau," harap dia.
Untuk menjaga agar harga beras terjangkau, pemerintah akan melakukan operasi pasar. "Minggu ini ada operasi pasar besar-besaran," imbuh Presiden.
Dampak El Nino
Jokowi juga menyatakan adanya El Nino tahun ini turut memengaruhi produksi padi di beberapa daerah yang berdampak menurunnya produksi, sehingga perlu cadangan beras yang benar-benar cukup. "Misalnya El Nino masih terjadi sampai Desember-Januari," ucap Presiden.
Tantangan ke depan, lanjut Jokowi, harus ada insentif petani sehingga bergairah berproduksi. "Dan semuanya masuk sawah, semua berproduksi sehingga hasilnya akan naik."
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan dampak elnino masih terus diperhitungkan karena memerlukan cadangan yang betul-betul diyakini memberikan keamanan di bidang ketahanan pangan. "Tahun 1998 saat terjadi elnino, impor beras saat itu sebesar 7,1 juta ton. Sekarang belum ada impor," ucap Mentan.
Bulog Jadi Penyangga
Jokowi mengharapkan ke depan, Bulog dapat menjadi penyangga, agar harga beras tidak dimainkan spekulan. "R & D terus dilakukan, IPB banyak melakukannya dan sekarang sudah bisa kita lihat hasilnya," ujar Presiden.
Turut mendampingi Jokowi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Marwan Jafar, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Bibit varietas IPB 3S merupakan hasil kerja keras tim dari Institut Pertanian Bogor yang dipimpin Dr Ir Hajrial Aswidinnoor. Penelitian yang dilakukan Hajrial dimulai sejak 2004 dan kini dua produk unggulannya, yaitu IPB 3S dan IPB 4S.
Dua varietas baru itu dapat menghasilkan panen hingga 11,5 ton per hektare, bahkan di tempat yang dikunjungi Presiden Jokowi dapat menghasilkan 13,4 ton setiap hektare.
Sebagai perbandingan, rata-rata nasional hanya menghasilkan 5,5 ton setiap hektare. Hajrial adalah dosen IPB yang melakukan penelitian dengan fokus pada tanaman padi. (Ans/Rmn)