Jokowi Ikut Panen Raya Padi Varietas Baru di Karawang

Panen raya akan dilakukan di tengah sawah.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 27 Sep 2015, 09:41 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2015, 09:41 WIB
Jokowi Hadiri Panen Raya di Indramayu
Presiden Joko Widodo memberikan pidato saat menghadiri panen raya di Desa Kedokan Gabus, Kecamatan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu, Rabu (18/3/2015). (Rumgrapres/Agus Suparto)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Di Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan, pemilik nama lengkap Joko Widodo itu akan menyaksikan panen padi varietas baru.

Berdasarkan agenda dari Biro Pers Istana Kepresidenan, Minggu (27/9/2015), Jokowi rencananya akan meninjau dan panen padi varietas baru bernama IPB 3S dan IPB 4S pada pukul 09.20 WIB dengan didampingi oleh Ibu Negara Iriana.

Panen raya akan dilakukan di tengah sawah bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) dan beberapa perwakilan dari para petani Karawang.  

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, kegiatan panen varietas baru ini diharapkan dapat membuat swasembada padi yang menjadi target pemerintah Jokowi. Terlebih produksi dua varietas baru ini diharapkan dapat menghasilkan padi lebih banyak dari varietas biasa.

"Meningkatkan porduksi padi nasional, karena ini 1,5 kali lebih banyak dibanding padi biasa. Jadi kalau yang lain setahun sekali panen, ini bisa satu setengah kali panen," tutur Amran.

Menurut dia, penggantian varietas ini dapat meningkatkan produksi sekitar 3 ton perhektar. "Jika pengembangan varietas baru pertanian diterapkan pada minimal 2 juta hektar, maka tambahan produksi pertahun mencapai 6 juta ton," ujar dia.

Kegiatan memanen padi ini dilakukan di tengah isu impor beras yang dilakukan pemerintah mulai bulan depan.

Menanggapi pernyataan impor beras Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK yang memberi isyarat akan memutuskan untuk mengimpor, Menteri Amran mengatakan, hal tersebut hanya sebagai bentuk kewaspadaan pemerintah.

"Itu Pak Wapres ingin melihat bangsa ini stabil. Beliau waspada. Ini ada El Nino. Kita  memprediksi semua. Berarti beliau sangat peduli bangsa Indonesia," tutur Amran.

Sementara itu, dia menuturkan kondisi pertanian saat ini jauh lebih baik. Dengan tantangan yang sama dengan 1998 (El Nino) pemerintah belum membuka impor. Pada 1998 pemerintah membuka keran impor 7,1 juta ton beras. (Ndy/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya