Perkuat Persatuan, Faktor Penting Tangkal Propaganda Terorisme

Jika rakyat bersatu, maka para pelaku penyebar propaganda paham kekerasan dan terorisme akan kesulitan bergerak di Indonesia.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 06 Okt 2015, 06:56 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2015, 06:56 WIB
Pemerintah Blokir 22 Situs Terkait Paham Radikal
Pengguna tablet membuka salah satu website yang belum diblokir Kemkominfo di Jakarta, Rabu (1/4/2015). Kemkominfo memblokir 22 situs/website bernuansa radikal yang diadukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Persatuan rakyat yang kuat adalah salah satu faktor penting agar suatu negara bisa terhindar dari berbagai propaganda. Terutama dari paham kekerasan dan terorisme.

Ketua Kajian Timur Tengah dan Islam Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) Muhammad Luthfi Zuhdi mencontohkan tentang kondisi di Mesir. Ikhwanul Muslimin dan militer di negara itu sama-sama keras dan tidak pernah menemui titik temu. Sebab, civil society atau masyarakat sipilnya lemah.

"Di sana ada Al Azhar. Tapi itu tidak kuat menandingi kekuatan militer dan Ikhwanul Muslimin. Yang terjadi, siapa yang kuat, maka dia yang menguasai. Jangan sampai itu terjadi di Indonesia karena itu, kita harus bersama-sama memperkuat civil society," kata Luthfi ketika dihubungi di Jakarta, Senin 5 Oktober 2015.

Dia optimistis, jika rakyat terutama ormas tetap di jalur yang benar atau tidak menyimpang dari norma, maka para penyebar propaganda paham kekerasan dan terorisme akan kesulitan bergerak di Indonesia.

Berdasarkan pengamatannya, pencegahan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sudah cukup bagus. Meski masih ada beberapa hal yang harus ditingkatkan.

"Banyak negara yang iri dengan Indonesia karena stabilitasnya luar biasa, meski di dalam negeri masih banyak permasalahan. Itu semua kuncinya adalah Pancasila yang di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur untuk mewujudkan kehidupan bernegara yang damai dan tentram," tukas Luthfi. (Bob/Ron)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya