Bangun Sistem Pengolahan Air, Ahok Siapkan Rp 40 Triliun

Targetnya 2025 nanti, 100 persen warga Jakarta sudah bisa menikmati air bersih tanpa takut kekeringan

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 06 Okt 2015, 22:14 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2015, 22:14 WIB
20150730- Persediaan Air Bersih di Instalasi pengolahan air palyja-Jakarta
Petugas mengecek persedian air bersih di instalasi pengolahan air Palyja, Jakarta, Rabu (29/7/2015). Persedian air di wilayah DKI Jakarta masih aman dengan distribusi air 8600 liter perdetik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tampaknya tidak main-main membangun sistem pengolahan air di Jakarta. Bahkan, mantan Bupati Belitung Timur ini sesumbar siap menyediakan dana Rp 40 triliun untuk mewujudkan ini semua.

Menurut Gubernur yang akrab disapa Ahok ini, membangun sistem pengolahan air terpadu seperti itu bisa dilakukan hingga 10 tahun ke depan. Targetnya 2025 nanti, 100 persen warga Jakarta harus sudah bisa menikmati air bersih tanpa takut kekeringan.

“Harusnya urusan air di Jakarta dalam waktu 10 tahun sudah beres. Kalau mereka mau kerja betul. Nggak perlu sampai 20 tahun. Kenapa? Karena kita nggak belajar lagi dari kesalahan-kesalahan, sudah ada teknologinya kok,” ujar Ahok di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Selasa (6/10/2015).

Sebenarnya, Jakarta tidak ubahnya seperti Singapura. Hanya saja, negeri singa itu sudah jauh lebih maju dalam teknologi pengolahan air limbah.

“Nah, sekarang kita contek dia saja. Nggak usah pakai teknologi yang dulu. Langsung yang terakhir. Saya yakin, 10 tahun kalau ada duit, selesai itu. Kalau Anda mau kerja beneran. Kecuali kalau anda mau proyek-proyek dimainin, kalau otaknya kayak gitu ya susah,” imbuhnya.

Untuk itu, Ahok ingin menggabung 2 BUMD, yakni PAM Jaya dan PAL Jaya. Harapannya, pengolahan air limbah bisa terintegrasi dengan suplai air kepada masyarakat.

“Kita sudah ada contoh. Waktu Pak Jokowi jadi Gubernur DKI, dia sudah ngomong, di Solo saja, pengolahan air limbah bisa dari 2% jadi 10%. Masa Jakarta sampai sekarang masih di bawah 5%. Kan lucu, Jakarta loh," jelas Ahok.

Dirinyapun menantang direksi PAM dan PAL untuk menghitung dengan cermat biaya yang dibutuhkan untuk membangun sistem pengolahan air dengan baik. Dia bahkan berani menyediakan hingga Rp 40 triliun agar dapat merealisasikan itu semua.

“Saya enggak tahu berapa triliun. Mungkin Rp 10 triliun. Tapi kita naikkan saja jadi Rp 30 triliun, kalau perlu Rp 40 triliun untuk Kota Jakarta. Kalau 10 tahun kan, setiap tahunnya dianggarkan hanya Rp 4 triliun,” pungkas Ahok. (Dms/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya