Hibur Anak-Anak Korban Asap, Kemdikbud Siapkan Program TV Khusus

Pemerintah berharap media dapat membantu program tv khusus bagi anak-anak korban kabut asap.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Okt 2015, 07:33 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2015, 07:33 WIB
20151019-Melihat Satu Tahun Kinerja Mendikbud
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan memberi keterangan pers terkait satu tahun kempemimpinannya, Jakarta, (19/10/2015).

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan yang melanda Pulau Sumatera dan Kalimantan, kini merembet ke banyak daerah di timur Indonesia, membuat anak-anak kehilangan haknya untuk menikmati hidup layak. Mereka tidak bisa lagi bermain di luar rumah, dan bahkan tidak bisa ke sekolah.

Untuk menghibur anak-anak tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berinisiatif akan menyediakan program televisi khusus untuk anak-anak korban kabut asap, agar mereka betah berada di dalam rumah.

"Bermain-main di luar rumah akan bahaya bagi kesehatan. Karena itu kami menyiapkan program-program khusus yang mendidik di televisi, sehingga aman ditonton selama berjam-jam," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta, Kamis 22 Oktober 2015.

Untuk memfasilitasi ini, pemerintah akan bekerja sama dengan stasiun-stasiun televisi swasta dan tentunya akan disiarkan melalui lembaga penyiaran publik pemerintah Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Demi mendukung kebijakan Kemdikbud tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dalam kesempatan yang sama meminta dukungan dari semua pihak.

"Kami harapkan media bisa membantu. Kemenkominfo juga telah bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)," kata Rudiantara seperti dikutip dari Antaranews.

Anies memang ingin agar semua sekolah di daerah yang terpapar kabut asap parah agar meliburkan kegiatan belajar mengajarnya demi kesehatan.

Para murid pun diminta untuk terus berada di rumah, yang kadar asapnya lebih baik daripada di luar. Bagi Kemdikbud, kesehatan dan keselamatan jauh lebih penting daripada pendidikan.

"Jika dihadapkan dengan kesehatan dan keselamatan, pendidikan adalah nomor dua. Ketika kabut asap sudah melebih ambang toleransi, maka semua kegiatan mengajar harus dihentikan," tutur Anies.

Akibat kebakaran lahan dan hutan, masyarakat dilanda bencana kabut asap. Terhitung lebih dari 3 bulan lamanya masyarakat di Pulau Sumatera dan Kalimantan harus berjibaku melawan kabut asap yang berasa dari kebakaran hutan dan lahan. (Sun/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya