Liputan6.com, Malang - Proses pemadaman api yang membakar hutan di Sumatera dan Kalimantan terus dilakukan. Pemerintah mengakui masih membutuhkan bantuan pesawat dari negara asing guna menjinakkan amukan si jago merah.
Titik pemadaman paling berat berada di wilayah Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, sebelumnya pemerintah hanya menggunakan 26 pesawat untuk memadamkan api yang membakar hutan itu. Tetapi pesawat itu memiliki kapasitas kecil yakni rata–rata kurang 3.000 liter untuk sekali angkut.
"Ada yang kapasitas lebih kecil yaitu 500 liter tetapi pesawatnya lebih lincah. Proses pemadamannya memang sangat susah, dari pihak Malaysia yang membantu saja mengakui ini sangat susah" kata Siti Nurbaya usai membuka Rakornas Pengelola Kebun Binatang Seluruh Indonesia di Batu Secreet Zoo Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (22/10/2015).
Bantuan asing yang telah tiba antara lain dari Malaysia dan Singapura. Negeri jiran itu mengirimkan pesawat dengan kapasitas 6.000 liter. Pun halnya bantuan dari Australia. Namun pesawat Australia itu harus kembali pulang lantaran ada kebakaran hutan di negara asalnya.
"Malaysia punya waktu seminggu untuk membantu memadamkan dan kini sudah kembali pulang. Tapi kita sudah minta bantuan lagi ke Malaysia tapi belum ada kepastian. Tapi Malaysia bilang ini susah sekali (proses pemadaman)," ucap Siti Nurbaya.
Kementerian LHK telah melaporkan situasi terkini kepada Presiden Joko Widodo. Siti Nurbaya berharap proses pemadaman terus dilakukan karena jika terhenti dapat mengakibatkan api kembali membara.
"Tapi sudah tiba bantuan pesawat dari Rusia yang memiliki kapasitas 12.000 liter," imbuh Siti.
Ia menambahkan, personel yang dilibatkan dalam membantu pemadaman api terdiri dari TNI, Polri, tim Kementerian LHK hingga berbagai unsur masyarakat. Jumlah totalnya mencapai 29 ribu personel.
"Setelah saya monitor, situasi paling berat upaya pemadamannya itu ada di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah karena paling banyak lahan gambut," tandas Siti Nurbaya. (Ali/Mar)
Advertisement