Liputan6.com, Jakarta - Pihak Istana membantah kabar yang menyebutkan rumah singgah yang dikunjungi Presiden Joko Widodo saat lawatan ke Palembang, Sumatera Selatan, adalah rekayasa. Menurut Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, rumah singgah itu dibangun oleh Civil Society Organization (CSO) Sumatera Selatan dengan bantuan individu-individu nasional.
Namun, Ari tak membantah bahwa rumah singgah itu baru dibuat beberapa hari lalu. "Kalau tanggap darurat terutama untuk evakuasi warga, khususnya anak-anak dan bayi, memang dibuat dalam beberapa hari yang lalu sebelum Presiden berangkat ke Amerika Serikat," kata Ari dalam siaran persnya, Sabtu (31/10/2015).
Baca Juga
Sebelumnya, kata Ari, dalam rapat terbatas pada Jumat, 23 Oktober 2015, Jokowi meminta Kementerian Sosial untuk segera menyediakan rumah atau tempat evakuasi yang aman dari asap. Rumah evakuasi itu memang diprioritaskan untuk bayi dan anak-anak.
"Sejalan dengan itu, inisiatif di kalangan CSO juga muncul di Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan untuk membuat rumah atau ruang evakuasi aman asap," kata Ari.
Sementara kunjungan Jokowi ke rumah singgah itu adalah sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap langkah masyarakat yang memberikan bantuan kepada korban asap.
Bantahan ini disampaikan Tim Komunikasi Presiden setelah sebelumnya beredar kabar yang menyebutkan rumah singgah yang dikunjungi Jokowi baru didirikan semalam sebelum Presiden datang.
Advertisement
"Ini penting untuk mendorong inisiatif dan partisipasi masyarakat untuk membantu korban asap di daerah-daerah terdampak," ujar Ari.
Dia menambahkan, inisiatif dan partisipasi masyarakat baik dalam bentuk bantuan dana, alat penyaring udara, pendirian rumah aman asap maupun dalam bentuk tenaga relawan, harus diapresiasi dan didukung. (Nil/Sun)**