Ini Anggaran-anggaran Tak Masuk Akal di Mata Ahok

SKPD dengan enteng menjawab salah mengisi anggaran ketika dikonfirmasi Ahok.

oleh Audrey Santoso diperbarui 23 Nov 2015, 15:33 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2015, 15:33 WIB
20150911-gub dki-jakart-ahok
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Facebook Ahok)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama lembur saat memeriksa Rancangan APBD 2016 yang telah disusun dinas-dinas dalam rapat Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS).

Hasil pemeriksaannya, masih ada pejabat suku dinas yang memasukkan anggaran secara manual dengan Microsoft Excel. Padahal, metode ini sangat rentan disusupi anggaran 'siluman'.

"Kan saya sudah bilang kalau mau bahas sesuatu, masukin draf itu enggak boleh manual. Kalau manual kan bisa jadi si A atau si B ganti halamannya. Makanya begitu saya sadar mereka (sudin-sudin) manual, saya tahan. Saya periksa dulu. Saya lembur beresin," jelas Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (23/11/2015).

"(Pejabat) yang main-main, semua akan saya stafkan tanpa TKD (Tunjangan Kinerja Daerah), saya sudah ancam ini," sambung dia.

Hal ini menyebabkan pengesahan APBD DKI Jakarta 2016 antara Pemprov DKI dengan Banggar DPRD DKI menjadi molor. Namun, lanjut dia, hal tersebut tidak masalah.

"Mundur beberapa hari enggak apa-apa. Kalau terjadi perbedaan, nanti ngaku-ngaku lagi 'Ini yang asli, ini yang nggak asli', kan sudah kejadian 2015," ucap mantan Bupati Belitung Timur ini.


Tidak Masuk Akal

Ahok menguraikan beberapa anggaran tak masuk akal yang masuk dalam susunan KUA PPAS. Anggaran itu antara lain anggaran alat tulis kantor (ATK) sebesar Rp 500 miliar dan honor tenaga ahli Rp 600 miliar.

Lalu ada anggaran di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk membuat acara di kawasan Kota Tua sebesar Rp 10 miliar dan anggaran Unit Pengelolaan Kebersihan Badan Air Dinas Kebersihan Rp 700 miliar.

"Masak Disparbud bikin Festival Kota Tua Rp 10 miliar. Lu mau undang artis siapa? Enggak benar gitu loh. Nah ini, mesti kami potong. Terus Badan Air Dinas Kebersihan dari Rp 200 miliar jadi Rp 700 miliar," pungkas Ahok.

Yang menjengkelkan, lanjut dia, saat meminta penjelasan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mengenai anggaran-anggaran yang tidak normal itu, jajarannya dengan enteng menjawab salah mengisi anggaran.

"Begitu saya periksa, dia bilang, 'Maaf Pak salah ngisi'. Gila! Salah ngisi pake Excel," tandas Ahok. (Bob)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya