Liputan6.com, Tangerang - Tidak ingin aksi pembobolan bagasi terulang lagi, Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) rencananya akan mencontoh Bandara Kualanamu Medan, Sumatera Utara yang sudah menerapkan sistem bagasi otomatis (baggage handling system).
"Sudah kami pikirkan untuk langkah tersebut, memberlakukan baggage handling system. Tidak hanya di Bandara Soekarno Hatta, melainkan di seluruh bandara yang berada dalam kewenangan AP II," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budi Karya, Rabu (6/1).
Untuk langkah awal, pemberlakuan bagasi otomatis itu akan diberlakukan di Terminal 3. Ketika sudah selesai atau berfungsi, akan diberlakukan di Bandara 1 dan 2 Soekarno Hatta.
Baca Juga
Tak hanya itu, segala pelayanan yang sekiranya dilakukan oleh manusia namun bisa dilakukan oleh mesin, nantinya akan diganti. "Namun, bila tidak memungkinkan maka SDM-nya yang akan dibenahi," ujar Budi.
Imbauan tersebut juga disampaikan kepada setiap maskapai penerbangan yang memarkirkan pesawatnya di Bandara Soetta, untuk memperhatikan perekrutan karyawan. Terutama untuk tenaga porter ataupun yang bersentuhan dengan pelayanan publik.
"Peningkatan dan pembenahan ini kami koordinasikan dengan maskapai dan ground hadling, sehingga kami semua bisa bersinergi untuk meningkatkan pelayanan di bandara," pungkas Budi.
Ada Tersangka Baru?
Sementara itu Polres Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) memastikan akan adanya tersangka atau jaringan baru yang akan diungkap pihaknya.
"Penyidikan ini terus berlanjut. Sehingga, kemungkinan adanya tersangka atau jaringan baru pasti ada," ungkap Kapolresta Bandara Soetta, Kombes Pol Roycle Langie, Rabu (6/1/2016).
Sebab, menurut Roycle, banyak cara bisa ditempuh sindikat pencuri ini di bandara.
Misalnya, hanya dengan kasat mata. Dari awal penumpang datang, sindikat yang diduga terdiri dari porter dan petugas keamanan akan melihat tas-tas yang digunakan para penumpang.
Selanjutnya, imbuh Roycle, mereka akan menerawang tas tersebut. Berupa tonjolan atau melihat barang berharga penumpang di dalam tas untuk kemudian dimasukkan ke bagasi.
"Atau cara kedua, dia (pelaku) akan meraba. Biasanya dia akan hafal betul bentuk uang gepokan. Dia juga bisa melihat dari scan sistem keamanan, dari situ dia akan tahu benda-benda berharga yang ada di dalam tas," ungkap Roycle.
Ia menambahkan pula, cara-cara pengamatan seperti ini akan dilakukan para pelaku setiap hari. Eksekusi bisa dilakukan ketika barang sudah di bagasi di waktu-waktu tertentu.
Untuk itu, Roycle mengimbau para penumpang tidak meletakkan benda berharga di tas atau koper yang akan ditaruh di dalam bagasi pesawat.
"Lebih baik dibawa di dalam tas tangan atau jinjing, yang bisa dibawa barengan di dalam tempat duduk pesawat," Roycle menandaskan.
Advertisement