Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama marah besar karena bus pegawai negeri sipil (PNS) malah dijadikan bisnis. Kini dia ingin bus itu dioperasikan Transjakarta dan tidak hanya melayani PNS.
"Bus pegawai prinsip saya sederhana, enggak boleh eksklusif untuk mereka. Rutenya sama, kamu mundurin jam juga sama enggak ada guna. Nanti mundurin setengah jam, pas setengah jam ada kerjaan mau pulang juga dia," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (25/1/2016).
Pengambilalihan bus pegawai ke Transjakarta diawali dari pengalihan manajemen sopir. Sopir-sopir ini nantinya langsung dibawah manajemen Transjakarta.
"Makanya saya minta bus pegawai tetap pelat merah, dioperasikan Transjakarta, jurusannya sama. Tapi sopirnya semua diambil alih Transjakarta," imbuh Ahok.
Baca Juga
Saat ini, bus pegawai hanya beroperasi saat pagi dan sore hari, saat menjemput dan mengantar PNS. Sekarang, Ahok ingin bus itu juga beroperasi siang hari.
"Waktu siang dia enggak boleh nongkrong enggak jelas ke mana-mana. Itu dimanfaatkan untuk jalur bisnis. Turis juga bisa manfaatkan Enjoy Jakarta, karena dia (bus) di sisi kiri. Makanya semua stasiun kereta api keluar Dukuh Atas kalau mau sampai Ratu Plaza bisa naik itu gratis," pungkas Ahok.
Pemprov DKI Jakarta kini memiliki 18 unit bus jemputan yang beroperasional untuk PNS DKI yang bekerja di lingkungan balai kota. Di tiap wilayah kota, disediakan 2-3 unit bus jemputan. Rute-rutenya mencapai Bekasi Barat, Depok, Bogor, dan Tangerang.