Lemhannas Ingin Sinergi dengan Insan Pers Soal Kebangsaan

Tak mudah, namun diharapkan kedua belah pihak mencapai titik temu.

oleh Oscar Ferri diperbarui 27 Jan 2016, 23:37 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2016, 23:37 WIB
Suasana Diskusi "Menanti Kehancuran Negara Republik Indonesia?"
Gubernur Lemhanas Budi Soesilo Soepandji saat menjadi pembicara pada diskusi "Menanti Kehancuran Negara Republik Indonesia?", Jakarta, Senin (16/3/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menggelar Forum Komunikasi Pimpinan Lemhannas dengan Pimpinan Redaksi Media Massa. Acara di Kantor Lemhannas.

"Saya harapkan isu kebangsaan menjadi perhatian dari para pemimpin redaksi," ujar Gubernur Lemhannas, Budi Susilo Soepandji dalam sambutannya di Kantor Lemhannas, Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Budi mengatakan demikian, sebab saat ini isu-isu kebangsaan tengah mencuat. Sebut saja isu radikalisme dan terorisme, pengangguran dan kemiskinan, serta pendidikan karakter. Belum lagi isu-isu lain menyangkut ketahanan energi‎ dan air, konflik-konflik horizontal, serta primordialisme.

Di sini, Budi ingin ada sinergi antara Lemhannas dan insan pers di Indonesia dalam menghadapi isu-isu kebangsaan itu. Tak mudah, namun diharapkan kedua belah pihak mencapai titik temu.


"Isu ini menjadi tantangan Lemhannas dan pers nasional. Lemhannas dan pers memiliki persamaan-persamaan. Kami harap ada titik temu untuk persatuan bangsa," ujar Budi.

Sesuai Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, media memegang peranan dalam perspektif isu ketahanan nasional. Peran itu antara lain memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, menegakkan nilai dasar demokrasi serta mendorong terwujudnya supremasi hukum dan HAM, serta menghormati kebhinekaan.

"Pers juga memegang peran dalam mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi tepat-akurat dan benar, melakukan kritik disertai koreksi berkaitan kepentingan umum, serta memperjuangkan keadilan dan kebenaran," kata Budi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya