JK: Ical Setuju Rehabilitasi Status Kader Golkar yang Dipecat

Golkar akan mengembalikan status 3 kadernya yang telah dipecat sebelum munas.

oleh Silvanus AlvinTaufiqurrohman diperbarui 29 Jan 2016, 17:48 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2016, 17:48 WIB
20160125-Penutupan Rapimnas Golkar-Jakarta-Angga Yuniar
Wapres Jusuf Kalla (kiri) dan Ketua umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie saat menghadiri penutupan Rapimnas Partai Golkar 2016, Jakarta, Senin (25/1/2016). Salah satu hasil Rapimnas adalah akan diselenggarakannya Munaslub 2016 (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Transisi Golkar Jusuf Kalla memastikan, 3 kader partai beringin yang dipecat saat pemilu 2014 lalu, akan dikembalikan statusnya sebelum pelaksanaan musyawarah nasional luar biasa (munaslub).

Mereka yang dipecat adalah Nusron Wahid, Poempida Hidayatulloh, dan Agus Gumiwang.

"Nama-nama itu harus direhabilitasi semuanya sebelum munas ini," kata JK di kantornya, Jakarta, Jumat (29/1/2016).

JK menuturkan, pengembalian status 3 kader itu sudah dijamin juga oleh Ketua Umum Golkar Munas Riau Aburizal Bakrie. Begitu pula Agung Laksono mendukung rehabilitasi itu.

"Salah satu poin dalam persetujuan antara Ical dan Agung dengan saya, ialah merehabilitasi semua yang dipecat oleh kedua belah pihak," tegas JK.

‎Beberapa waktu lalu, Nusron Wahid yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) meminta agar Munaslub Golkar bisa memulihkan statusnya sebagai kader.
‎
"‎Mudah-mudahan munaslub nanti, saya berharap status dan hak saya dikembalikan sebagai seorang kader," kata Nusron.

Nusron menuturkan, dulu ia dipecat karena mendukung Jokowi-JK, sementara Golkar saat itu mendukung Prabowo-Hatta semasa Pemilu 2014.

Ketua GP Anshor itu merasa alasan pemecatan sudah tidak ada. Apalagi, Ical telah menyatakan mendukung pemerintah dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas).

"Sampai saat ini, saya masih merasa dipecat.‎ Dulu kan saya dipecat karena dukung Pak Jokowi. Sekarang Golkar sudah dukung Pak Jokowi. Soal tingkat kebenaran saya sudah lebih dulu," ujar Nusron.

Kapan Munas Digelar?

 

Wapres Jusuf Kalla (tengah) saat menghadiri penutupan Rapimnas Partai Golkar 2016, Jakarta, Senin (25/1/2016). Salah satu hasil Rapimnas adalah akan diselenggarakannya Munaslub Golkar 2016 (Liputan6.com/Angga Yuniar)


Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol Ade Komaruddin memperkirakan, Munaslub‎ Golkar akan digelar pada April atau Mei. Sebab, Kemenkumham memperpanjang kepengurusan Golkar hanya 6 bulan.

"Soal Munas mungkin ‎digelar April atau Mei, perkiraan saya ini," kata Ade Komaruddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (29/1/2016).

Namun demikian, Ade mengaku belum bisa memastikan hal tersebut.‎ Sebab, hingga saat ini belum ada pembicaraan mengenai pelaksanaan munaslub dari kedua kubu Golkar. "Ini hanya perkiraan saya, karena memang belum pernah ada pembahasan itu," ujar dia.

Ketua DPR ini menegaskan, meskipun Golkar belum memastikan kapan menggelar munaslub, namun yang pasti partai beringin itu harus kembali bersatu dan mengakhiri konflik dualisme kepengurusan.‎

Terkait calon-calon yang akan digadang untuk memimpin Golkar ke depan, Ade percaya di Golkar banyak figur yang kompeten yang bisa mengisi kursi ketua umum.

"Kalau Golkar gimana diarahkan agar bisa bersatu kembali itu yang paling penting, menjadi Golkar seutuhnya baik Ancol atau Bali. Saya juga dipermudah kalau Golkar bersatu tidak pusing kepala. Kalau saya dibilang caketum saya terima kasih," ujar pria yang akrab disapa Akom ini.

Libatkan Kedua Kubu

 

Wapres Jusuf Kalla (tengah) bersama Ketum Partai Golkar versi munas Bali Aburizal Bakrie dan Ketum Partai Golkar versi munas Ancol Agung Laksono (kedua kanan) saat islah terbatas Partai Golkar di Jakarta, Sabtu (30/5). (Liputan6.com/Johan Tallo)

 
‎Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol Dave Laksono mengatakan, pasca mengembalikan Golkar kepada kepengurusan hasil Munas Riau 2009, Golkar seharusnya menggelar munas saja bukan munaslub.

"Bukan munaslub namanya. Karena kalau munaslub namanya hanya SK Munas Ancol atau Munas Bali. Karena ini kembalinya ke SK Riau, jadinya namanya munas," kata Dave.

Untuk itu, anggota Komisi I DPR ini berharap, penyelenggaraan munas nanti melibatkan kedua kubu Golkar, agar tidak terulang kembali konflik dualisme kepemimpinan.

"Jadi penyelenggara, panitia, dan kesemuanya itu harus ditentukan bersama-sama dan bukan seenak-enaknya. Pelaksanaan aturan mainnya itu harus dikelola secara bersama-sama sehingga tercipta rekonsiliatif dan rekonsiliasi dari kedua belah pihak," harap Dave.

Dave mengingatkan, pecahnya Golkar karena ada perbedaan yang tidak bisa diterima secara kolektif kolegial. Bahkan, Golkar saat ini dianggap tunduk kepada para kader yang memiliki banyak uang untuk menjalankan roda organisasi.

"Ini kan Partai Golkar pecah, ini karena ada sistem pemikiran yang fasis pengurus yang lalu sehingga terjadi kekecewaan, kemarahan kader. Inilah yang harus dipecahkan dan dihancurkan, agar Partai Golkar bisa kembali menjadi partai tubuhnya demokrasi, partai yang mengabdi kepada masyarakat," papar Dave.

Saat disinggung siapa calon yang pantas untuk memimpin Golkar ke depan, Dave mengatakan, Golkar harus dipimpin oleh kader-kader muda yang memiliki jam terbang tinggi. Sebab, menurut dia, penyatuan dan konsolidasi partai sebesar Golkar harus bekerja ekstra keras.

"(Caketum) yang jelas harus muda seperti saya, saya masih umur 30-an tahun jadi masih panjang karir saya bersama Golkar. Ya kan ada beberapa nama yang dimunculkan, semua tahu pilih yang sesuai karena ketum Golkar ke depan itu harus menyatukan semua elemen-elem yang terpecah belah, meyakinkan masyarakat dan tidak menjadikan partai ini abal-abal," tandas Dave.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya