Sulitnya Kopaska Tembus Tembok Lumpur Gorong-gorong Istana

Tebalnya sedimen lumpur di gorong-gorong depan Istana Merdeka diduga karena jarang dibersihkan.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 03 Mar 2016, 13:55 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2016, 13:55 WIB
20160303-Cari Biang Kerok Banjir, Pasukan Katak Sisir Gorong-gorong-Jakarta
Pasukan katak TNI AL dilengkapi alat penerang menyusuri gorong-gorong di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (3/3). Pasukan katak ini dilibatkan menyusul temuan kulit kabel yang sebelumnya ditemukan di gorong-gorong. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut bersama Dinas Pemadan Kebakaran, hingga kini masih berupaya menembus dinding sedimen lumpur yang menutupi lebih dari setengah aliran air di gorong-gorong depan Istana Kepresidenan Jakarta.

Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanganan Bencana (Damkar-PB) Idris DN mengakui pihaknya kesulitan menembus gorong-gorong karena tebalnya lapisan lumpur yang berada di dalam sana.

"Nanti gorong-gorong kita sterilkan supaya bisa mengalir yang diharapkan. Lumpur di sini sudah bertahun, tapi baru ketahuan sekarang. Dari damkar dan Kopaska kita sama-sama lakukan dalam artinya mensterilkan lumpur yg ada di gorong-gorong," ujar Idris di lokasi gorong-gorong depan Istana, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu, (3/3/2016).

Aksi pembersihan gorong-gorong tersebut sempat terhambat lantaran adanya tumpukan sedimen lumpur.

Melihat tebalnya sedimen lumpur tersebut, Dia memperkirakan butuh waktu cukup lama untuk membersihkan drainase di sekitar Istana.

"‎Ini tidak gampang, karena pekerjaan panjang sekali sampai Istana. Karena lumpur menahun. M‎ungkin bisa 5-6 tahun. Mudah-mudahan bergabungnya dengan Kopaska untuk cairkan lumpur semoga bisa cepet selesai," jelas dia.
‎
Untuk menghancurkan sedimen lumpur tersebut, pihaknya telah mengerahkan 6 unit mobil pemadam kebakaran yang terbagi atas unit pompa, unit blower, dan 2 mobil unit quick response.

"Satu untuk cairkan lumpur yg ada di gorong-gorong, dalam arti kita semprot menggunakan unit pompa dan langsung dihisap unit quick response," terang dia.

"Dari situ air yang telah bercampur lumpur langsung buang ke kali PHB. Satu unit quick response lainnya untuk suplai air. ambil air dari kali ke suplai, dan buang langsung ke unit pompa utk persediaan guna semprot di dalam," lanjutnya.

Tidak Pernah Dibersihkan

Sementara itu, salah seorang anggota Kopaska yang terjun langsung menembus gorong-gorong bawah Istana Merdeka mengakui mereka teradang tebalnya dinding lumpur.

"Itu sepertinya tidak pernah dibersihkan, endapan lumpurnya sangat tebal, bahkan orang masuk pun tidak muat," ucap personel tersebut.

Pasukan katak TNI AL mempersiapkan peralatan untuk menyusuri gorong-gorong di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (3/3). Pasukan katak ini dilibatkan menyusul temuan kulit kabel yang sebelumnya ditemukan di gorong-gorong. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Menurut dia, tembok lumpur di dalam gorong-gorong membuat aliran air yang mengarah ke hilir, yaitu kali penghubung Abdul Muis, menjadi kecil.

Dia juga melihat masih ada jarak sekitar 150 meter dari endapan lumpur yang menutupi hampir 80 persen bagian gorong-gorong.

"Itu dari hulunya masih ada 150 meter. Kalau lumpur ini berhasil ditembus, pasti aliran airnya akan lancar," cerita personel tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya