5 Pernyataan Gubernur Pramono Anung Terkait Persoalan Banjir Jakarta

Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung bicara soal tantangan banjir. Pramono Anung mengatakan Jakarta memiliki berbagai macam tantangan perkotaan yang akan selalu berkaitan dengan bencana banjir.

oleh Devira PrastiwiArviola Marchsyalina Syurgandari Diperbarui 27 Mar 2025, 19:45 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2025, 19:25 WIB
Gubernur Jakarta Pramono Anung saat meninjau Pintu Air Manggarai di Jakarta Selatan.
Gubernur Jakarta Pramono Anung saat meninjau Pintu Air Manggarai di Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025). (Foto: Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung bicara soal tantangan banjir. Pramono Anung mengatakan Jakarta memiliki berbagai macam tantangan perkotaan yang akan selalu berkaitan dengan bencana banjir.

"Ada tiga hal yang selalu berkaitan dengan banjir, yaitu banjir kiriman, banjir lokal, dan rob, serta tentunya penurunan muka tanah, polusi udara, kemiskinan, dan kesiangan akses kebutuhan air minum. Serta tentunya pengelolaan sampah dan limbah," ujar Pramono, Senin 24 Maret 2025 dalam webinar nasional bertajuk 'Refleksi Banjir Jabodetabek: Strategi Tata Ruang dan Mitigasi Cuaca Ekstrem' sekaligus memperingati Hari Meteorologi Dunia 2025 dengan tema 'Closing the Early Warning Gap Together'.

Menurut dia, persoalan tersebut harus segera diatasi dengan solusi yang komprehensif dan terintegrasi agar terciptanya Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan.

Selain itu, Pramono Anung menyebut, pemerintah Jakarta menggunakan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi bencana banjir.

"Untuk itu, maka pemerintah Jakarta tentunya selalu dalam setiap saat, setiap waktu menggunakan data BMKG untuk mengantisipasi kalau terjadi kebanjiran. Apakah itu banjir akibat kiriman karena di hulu curah hujan tinggi atau banjir karena setempat," ucap dia.

Lebih lanjut, Pramono menginfokan pemerintah Jakarta sudah mengantisipasi terjadinya banjir Jakarta dalam waktu dekat.

Berikut sederet pernyataan Gubernur Jakarta Pramono Anung terkait tantangan banjir dihimpun Tim News Liputan6.com:

 

Promosi 1

1. Beberkan Berbagai Tantangan Jakarta Hadapi Bencana Banjir

Gubernur Jakarta Pramono Anung (Istimewa)
Gubernur Jakarta Pramono Anung (Istimewa)... Selengkapnya

Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung mengatakan Jakarta memiliki berbagai macam tantangan perkotaan yang akan selalu berkaitan dengan bencana banjir.

Hal ini disampaikan Pramono Anung dalam webinar nasional bertajuk 'Refleksi Banjir Jabodetabek: Strategi Tata Ruang dan Mitigasi Cuaca Ekstrem' sekaligus memperingati Hari Meteorologi Dunia 2025 dengan tema 'Closing the Early Warning Gap Together' pada Senin 24 Maret 2025.

"Ada tiga hal yang selalu berkaitan dengan banjir, yaitu banjir kiriman, banjir lokal, dan rob, serta tentunya penurunan muka tanah, polusi udara, kemiskinan, dan kesiangan akses kebutuhan air minum.Serta tentunya pengelolaan sampah dan limbah," ujar Pramono, Senin 24 Maret 2025.

Dia menyatakan, persoalan tersebut harus segera diatasi dengan solusi yang komprehensif dan terintegrasi agar terciptanya Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan.

"Ini menjadi persoalan yang harus dipecahkan oleh siapapun yang memerintah di Jakarta ini. Jika dengan demikian, diperlukan solusi yang komprehensif dan terintegrasi dari berbagai pihak akan dapat menjadikan Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan," ucap Pramono.

Dia menilai permasalahan perkotaan bukan hanya disebabkan karena faktor natural disaster (bencana alam) tapi juga disebabkan oleh faktor man-made disaster (aktivitas manusia).

"Seperti car-oriented development atau di mana tingginya kebutuhan ruang dan lahan di Jakarta memaksa masyarakat memilih tinggal di wilayah sekitar Jakarta," sebut Pramono.

 

2. Rumuskan Akar Permasalahan Banjir

Gubernur Jakarta Pramono Anung (Istimewa)
Gubernur Jakarta Pramono Anung (Istimewa)... Selengkapnya

Lebih lanjut, Pramono Anung menyebut merumuskan akar permasalahan yang disebabkan oleh faktor man-made disaster yaitu adanya car oriented development (urban sprawl), tidak terpenuhinya pelayanan dasar, dan mismanajemen lingkungan hidup (ekologi).

"Hal itu pun berdampak pada mobilitas ketergantungan pada kendaraan pribadi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Pelayanan dasar yang belum terpenuhi, terutama yang menyangkut air bersih yang sekarang ini baru 70% bisa dipenuhi di Jakarta tentunya ini menjadi persoalan yang perlu disegera dipecahkan," terang dia.

"Mismanagement lingkungan hidup, ekologi di mana pengelolaan sampah, limbah yang belum optimal menyebabkan penyebaran air dan tanah serta mengganggu kesehatan masyarakat kita," lanjut Pramono.

Dia menjelaskan, Jakarta secara geografis dilewati dengan 13 sungai sehingga lebih rentan terhadap banjir. Selain beberapa faktor yang sudah dijelaskan di atas, lanjut Pramono, ada faktor lain yang memperburuk risiko terjadinya banjir.

"Sumber banjir ini umumnya berasal dari 3 hal yang saya sebutkan tadi, luapan sungai, hujan lokal, dan banjir rob. Adanya perubahan tata gunalahan di hulu, penurunan muka tanah di hilir, dan perubahan iklim yang dapat memperburuk risiko terjadinya banjir di Jakarta selama ini," papar Pramono.

 

3. Antisipasi Banjir Jakarta, Gunakan Data BMKG

Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung bicara soal berbagai macam tantangan perkotaan yang akan selalu berkaitan dengan bencana banjir d Jakarta.
Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung bicara soal berbagai macam tantangan perkotaan yang akan selalu berkaitan dengan bencana banjir d Jakarta. (Liputan6.com/Arviola Marchsyalina Syurgandari)... Selengkapnya

Kemudian, Pramono Anung mengatakan, pemerintah Jakarta menggunakan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi bencana banjir.

"Untuk itu, maka pemerintah Jakarta tentunya selalu dalam setiap saat, setiap waktu menggunakan data BMKG untuk mengantisipasi kalau terjadi kebanjiran. Apakah itu banjir akibat kiriman karena di hulu curah hujan tinggi atau banjir karena setempat," kata Pramono.

Lebih lanjut, Pramono menginfokan pemerintah Jakarta sudah mengantisipasi terjadinya banjir dalam waktu dekat.

"Selain curah hujan tinggi juga penggalian yang tidak dilakukan secara maksimal dan tentunya banjir rob yang kemarin diingatkan oleh BMKG akan terjadi dalam minggu-minggu depan ini. Kami sudah melakukan antisipasi terhadap hal tersebut," ucapnya.

Selain itu, Pemprov Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berupaya melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk melindungi masyarakat terdampak potensi cuaca ekstrem.

"Dengan bantuan pesawat terbang, kami menyemai awan untuk meredistribusi curah hujan agar tidak terkonsentrasi di satu wilayah pada tahun 2024 dan 2025. OMC dilakukan dalam tiga tahap dengan total 89 sorti penerbangan dan bahan semai yang mencapai 71.200 kilogram," ucap Pramono.

 

4. Kenalkan Sistem Peringatan Dini Berbasis Teknologi BMKG, Kerja Sama dengan Jabar-Banten

pramono
Gubernur Daerah Khusus Jakarta, Pramono Anung. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Pramono Anung juga memperkenalkan teknologi dalam meningkatkan sistem peringatan dini yaitu BMKG Signature khusus wilayah Jakarta. Dia menyampaikan, teknologi ini memiliki beberapa keunggulan yang dapat memberikan informasi cuaca secara akurat.

Dalam keterangannya, sistem teknologi ini dapat mengidentifikasi wilayah yang akan terdampak bencana, memprediksi potensi dampak khusus wilayah Jakarta, informasi peringatan dini lebih akurat dan spesifik, dan semua informasi terkait banjir di Jakarta terimtegrasi di sistem ini sehingga lebih komprehensif.

"Teknologi ini memiliki beberapa keunggulan yang nantinya dapat memberikan informasi cuaca secara akurat dan tepat waktu kepada masyarakat sekaligus dapat merancang kebijakan tata ruang yang lebih adaptif," kata dia.

Selain itu, Pemprov Jakarta berkomitmen untuk memperkuat resiliensi Kota Jakarta terhadap perubahan iklim dan potensi bencana dalam arah pengembangan kota dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) 2022 yang memiliki lima fokus utama.

"Yang pertama adalah kota yang berorientasi pada transisi dan digital. Kedua, kota dengan perumahan dan permukiman yang layak, terjangkau, dan berdaya. Ketiga, kota dengan lingkungan hidup yang seimbang dan lestari. Keempat, kota dengan destinasi pariwisata dan budaya lokal. Dan kelima adalah kota sebagai magnet investasi dan pertumbuhan ekonomi kawasan," ucapnya.

Dengan ini, Pramono menyatakan Jakarta akan bekerja bersama-sama dengan wilayah Jabodetabek dalam mengatasi bencana yang akan terjadi ke depannya.

"Tentunya Jakarta akan bekerja bersama-sama dengan wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan tentunya Banten untuk mengatasi persoalan banjir, bencana yang ada di wilayah Jabodetabek," terang Pramono.

 

5. Tegaskan Jakarta Mulai Antisipasi Banjir Rob di Pesisir

Pramono Anung Serah Terima Jabatan di Balai Kota Jakarta
Pramono Anung mengucapkan rasa hormat dan terima kasihnya kepada Teguh Setyabudi yang telah menunaikan tugas sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Pemerintah Provinsi Jakarta mulai melakukan antisipasi banjir rob atau banjir pesisir di wilayah yang rawan bencana hidrometeorologi tersebut.

"Mengenai antisipasi banjir rob yang diperkirakan kemungkinan akan datang sekitar tanggal 28, 29, tanggal 31 mungkin pas Lebarannya. Sehingga kami (Pemprov DKI) antisipasi dari hari ini untuk pelaksanaan antisipasi rob tersebut," kata Pramono.

Pramono mengatakan, antisipasi itu dilakukan di wilayah Muara Karang, Muara Angke, Jalan RE Martadinata dan sebagainya.

Pramono juga meminta agar jajaran Satpol PP dapat bersiaga untuk mengantisipasi banjir rob. Antisipasi banjir tersebut dapat membuat masyarakat bisa mudik Lebaran dengan tenang.

Sebagai antisipasi, Pramono menjelaskan brojong (konstruksi yang terbuat dari anyaman kawat baja dan diisi batu-batu untuk mencegah erosi tanah) sudah dipasang. Tak hanya itu, pompa-pompa juga sudah dipersiapkan untuk menghadapi rob.

"Di Muara Angke itu akan kita naikkan tanggulnya 2,5 meter. Kemarin sudah kita putuskan dan akan kita bangun setelah hari raya Idul Fitri ini," jelas Pramono.

Infografis Banjir Jabodetabek.
Infografis Banjir Jabodetabek. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya