Cerita Komjen Buwas Soal Sulitnya Cari Anjing Pelacak

Untuk merekrut personel K-9 harus melalui berapa tahapan dan juga panitia seleksi.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 04 Mar 2016, 14:19 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2016, 14:19 WIB
20160225-Ratusan Aparat Gabungan Gelar Razia Narkoba di Kalibata City-Jakarta
Petugas Polres Jaksel menggunakan anjing pelacak menyisir kamar yang berada di Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta, Kamis (25/2). Razia digelar dalam rangka mengantisipasi peredaran dan penyalahgunaan narkoba. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso dibuat pusing dengan permintaan Presiden Joko Widodo untuk memperbanyak personel anjing pelacak atau K-9. Dia menilai bukan hal mudah menemukan anjing pelacak berkualitas yang dapat mendeteksi keberadaan narkotika.

Pria yang karib disapa Buwas itu mengatakan, BNN idealnya memiliki 50 personel K-9. Hanya saja, untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus ada beberapa tahapan seleksi yang harus dipenuhi.

"Saya baru tahu kalau mendidik K-9 tidak gampang. Memilih K-9 juga ada Pansel (Panitia Seleksi)-nya," kata Buwas saat mendapat kunjungan kerja pimpinan MPR di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (4/3/2016).

Jenderal bintang 3 itu sempat mengirim tim ke Belanda karena memang anjing terbaik berasal dari Belanda dan Jerman. Dari 112 anjing yang diseleksi hanya 9 yang lolos.

"Tim kami ke Belanda berikut pansel juga. Hasilnya juga sedikit yang lolos," imbuh dia.

Akhirnya, mantan Kabareskrim Polri itu berbincang dengan para ahli hewan khususnya anjing. Ada saran, untuk memberdayakan anjing lokal untuk menjadi anggota K-9.

"Misalnya di Aceh ya gunakan anjing lokal Aceh, dan seterusnya. Lokal ini bisa lebih murah dan efisien karena fungsinya hanya penciuman saja," kata Buwas.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya