Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso dibuat pusing dengan permintaan Presiden Joko Widodo untuk memperbanyak personel anjing pelacak atau K-9. Dia menilai bukan hal mudah menemukan anjing pelacak berkualitas yang dapat mendeteksi keberadaan narkotika.
Pria yang karib disapa Buwas itu mengatakan, BNN idealnya memiliki 50 personel K-9. Hanya saja, untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus ada beberapa tahapan seleksi yang harus dipenuhi.
Baca Juga
"Saya baru tahu kalau mendidik K-9 tidak gampang. Memilih K-9 juga ada Pansel (Panitia Seleksi)-nya," kata Buwas saat mendapat kunjungan kerja pimpinan MPR di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (4/3/2016).
Jenderal bintang 3 itu sempat mengirim tim ke Belanda karena memang anjing terbaik berasal dari Belanda dan Jerman. Dari 112 anjing yang diseleksi hanya 9 yang lolos.
"Tim kami ke Belanda berikut pansel juga. Hasilnya juga sedikit yang lolos," imbuh dia.
Akhirnya, mantan Kabareskrim Polri itu berbincang dengan para ahli hewan khususnya anjing. Ada saran, untuk memberdayakan anjing lokal untuk menjadi anggota K-9.
"Misalnya di Aceh ya gunakan anjing lokal Aceh, dan seterusnya. Lokal ini bisa lebih murah dan efisien karena fungsinya hanya penciuman saja," kata Buwas.