Ahok Kecam Ricuh Demonstrasi, Sebut Sopir Taksi Diperalat

Seharusnya perusahaan taksi mampu menurunkan tarif menyusul turunnya BBM.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 23 Mar 2016, 12:08 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2016, 12:08 WIB
20160321-Demo-Taksi-Jakarta-JT
Armada sopir taksi saat melakukan demo di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (22/3). Selain melakukan demo supir taxi tersebut melakukan sweeping ke sopir taksi yang beroperasi di dalam tol, dan membakar ban.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama angkat bicara terkait aksi ribuan sopir taksi dan angkutan umum Ibu Kota yang berakhir ricuh. Dia menilai reaksi demonstran berlebihan menyikapi kemajuan teknologi dalam angkutan berbasis aplikasi. Sebab, tidak ada yang bisa membendung derasnya perkembangan teknologi.

Dia mengatakan, dalam kondisi ini, sebenarnya yang paling rugi adalah sopir. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat, perusahaan tidak mau menurunkan tarif mengikuti harga BBM yang ikut turun.

"Yang diperalat cuma sopir taksi saja, dibodohin. Berapa banyak sopir taksi yang kaya raya? Masih lebih mahal bawa sopir bus DKI dibanding penghasilan sopir taksinya," jelas Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (23/3/2016).

Persoalan yang mendera para sopir seharusnya diselesaikan dengan duduk bersama. Bila perbedaan tersebut disikapi dengan panas, maka persoalan tidak akan pernah mencapai solusi. Terlebih peraturan yang menjadi pijakan dalam mensiasati persoalan selalu telat datangnya.

Ahok menggambarkan, angkutan berbasis aplikasi ini sebagai pemilik rental mobil. Bila seseorang merentalkan mobilnya tentu boleh. Mereka akan melanggar peraturan bila tidak membayar pajak karena tidak melaporkan penghasilan tambahan.

Sementara, secara keamanan belum ada perusahaan yang bisa menjamin keselamatan penumpang dari berbagai tindak kriminal baik angkutan reguler maupun online. Aplikasi ini hanya membantu menemukan kendaraan untuk mengantar penumpang, jadi saling melengkapi.

"Bukan soal bela-bela. Ini siapa yang dibela? Perusahaan aplikasi juga punya asing kok. Penghasilannya, kekayaannya juga luar biasa kok. Logika begini, kalau harga BBM naik, tarif taksi naik enggak? Minta marah-marah. Naik BBM sekian persen dia minta naik taksi 25%, eh sekarang harga minyak turun, turunin enggak? Brengsek kan?" tegas Ahok.

"Ini sopir taksi diperalat semua, yang aplikasi juga ambil untung orang asing. Makanya saya juga minta para sopir taksi, jangan bodoh diperalat orang," pungkas Ahok.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya