Cerita JK Pusing Saat Ditemani Istri Lihat Hasil Kerajinan

Menurut JK, sang istri ingin membandingkan langsung produk di negeri itu dengan produk Nusantara.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 20 Apr 2016, 19:59 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2016, 19:59 WIB
20160228- Wapres JK Hadiri Cap Go Meh di Kemayoran-Jakarta-Faizal Fanani
Wapres Jusuf Kalla (JK) menghadiri perayaan Cap Go Meh 2016, di Hall D Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (28/2/2016). Ibu Wapres Mufida Jusuf Kalla juga hadir dalam perayaan tersebut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka pameran Inacraft 2016 di Jakarta Convention Center (JCC). Pameran ini menampilkan produk kerajinan khas Nusantara dari berbagai daerah.

Pria yang akrab disapa JK ini rupanya punya kenangan soal pameran kerajinan. Sang istri Mufida Kalla sebagai ketua organisasi kerajinan nasional, tentu ingin tahu hasil karya anak bangsa di setiap daerah.

Tak heran, bila istri JK selalu ikut berkunjung ke daerah maupun ke luar negeri. Kerajinan khas jadi buruan utama. Kebiasaan ini pula yang kadang membuat Sang Wakil Presiden merasa pusing.

"Istri saya kalau ke daerah, dia lihat apa yang dihasilkan di daerah. Kalau di luar, dilihat apa yang dihasilkan di negara itu. Kadang saya ke kanan, dia ke kiri. Pusing juga," ungkap JK disambut tawa para hadirin saat pembukaan Inacraft 2016 di JCC, Jakarta, Rabu (20/4/2016).

Tapi hal itu dilakukan bukan tanpa maksud. Menurut JK, sang istri ingin membandingkan langsung produk di negeri itu dengan produk Nusantara. Sehingga bisa memberikan masukan kepada para pengrajin di Tanah Air.


"Songket contohnya, memang orang Sumatera Barat itu baik, bagus, tapi berat dan tajam. Jadi hanya jadi barang hiasan. Beli sekarang, lalu 5 tahun lagi baru beli. Sama dengan batik, kalau hanya berpegang pada batik tulis yang indah dan bagus, hanya beberapa yang beli," kata dia.

Tapi dengan adanya pameran Inacraft ini, JK melanjutkan, menunjukkan kerajinan yang dihasilkan anak bangsa merupakan pergeseran kultur menjadi produk ekonomi. Kalau sudah menjadi produk komersil, tentu harus memerhatikan aspek layak fungsi.

"Kalau produk ekonomi di samping fungsional untuk pembelinya. Kalau dulu kain disimpan di lemari, sekarang jadi hiasan bantal atau gorden. Gabungan dari kerajinan dan craftsmanship (keterampilan), serta orang-orang yang mempunyai kreativitas untuk memberikan model dan bentuk yang baik," demikian JK.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya