Mobil Yusril Disiram Cat, Sandiaga Uno Soroti Keamanan Jakarta

Sandiaga Uno menilai Pemprov DKI belum mampu menciptakan keamanan bagi warga Ibu Kota.

oleh Audrey Santoso diperbarui 07 Mei 2016, 02:42 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2016, 02:42 WIB
Sandiaga Uno
Bakal calon gubernur DKI Sandiaga Uno menyambangi warga Senen, Jakarta Pusat, Jumat (6/5/2016). (Liputan6.com/Audrey Santoso)

Liputan6.com, Jakarta - Teror menimpa bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra di Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa 3 Mei 2016. Mobil Mercedes-Benz milik Yusril disiram cat kuning oleh orang tak dikenal. Menanggapi peristiwa tersebut, bakal calon gubernur pesaingnya, Sandiaga Uno, melontarkan kritik terhadap keamanan di Ibu Kota. 

"Tingkat keamanan di Jakarta ini perlu ditingkatkan, karena kita paling bontot di antara 60 kota besar dunia," kata Sandiaga di sela kunjungannya ke Senen, Jakarta Pusat, Jumat (6/5/2016).

Ia mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini belum mampu menciptakan keamanan bagi warganya. Yang dimaksud Sandiaga adalah mengatasi ancaman teror dan tindak kejahatan lainnya.

"Terkait keamanan, jadi walaupun itu vandalisme, teror, itu harus segera menjadi PR yang besar untuk pemangku kepentingan," ujar Sandiaga.

Jika bernasib sama seperti Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga mengatakan akan ikhlas. Ia pun tak merasa takut untuk bepergian, apalagi jika agendanya bertatap muka dengan warga.

"Enggak apa-apa (kalau dapat teror serupa). Mobil saya kan Grand Livina, jadi tidak apa-apa kena cat sedikit," kata Sandiaga Uno.

Yusril mendapati mobilnya disiram dengan cat kuning usai menghadiri syukuran warga Bidara Cina. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Insiden mobil milik Yusril disiram cat kuning bermula saat bakal calon gubernur DKI tersebut pulang dari acara syukuran yang digelar para warga RW 04, Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa 3 Mei 2016.

Melihat mobilnya kotor, Yusril mengaku tak berniat melaporkannya ke polisi. "Saya maafkan sajalah pelakunya," kata Yusril dalam akun Facebook-nya seperti dikutip Liputan6.com, Rabu 4 Mei 2016.

Menurut Yusril, tindakan itu tidak akan dianggap sebagai teror dalam upayanya membela warga Bidaracina.

"Bahwa dalam kita memperjuangkan sesuatu pasti akan ada yang setuju dan tidak setuju. Hal seperti itu lumrah terjadi dalam alam demokrasi. Tapi demokrasi memerlukan kedewasaan agar kita hidup damai dalam perbedaan," ujar Yusril Ihza Mahendra.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya