Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengaku prihatin dengan keadaan bangsa. Saat ini, kondisi Indonesia telah mencapai tingkat darurat moral dan kekerasan seksual anak.
Dua hal itu tidak sesuai dengan norma Pancasila, yaitu sila pertama dan kedua. Dia menilai, pemerintah lebih cenderung menyelesaikan permasalahan itu hanya pada permukaan tanpa menyentuh akarnya.
"Contoh peristiwa yang di Bengkulu dan Manado, dan diambil solusinya kebiri. Nah padahal akarnya adalah dari mabuk dan narkoba. Coba saja kalau kasus Angeline, kan tidak bisa diberlakukan kebiri pada ibu angkatnya," kata Hidayat saat menerima kunjungan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, separatisme juga dianggap menjadi masalah yang saat ini tengah dihadapi Indonesia. Pemerintah diminta memaksimalkan fungsinya agar tak terjadi fenomena yang melanggar sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia.
Pada kesempatan itu, Hidayat diundang menghadiri muktamar IMM. Dia berharap acara itu dapat menggerakkan kader dan menjadi pelopor tentang moralitas yang unggul.
"(Dengan Muktamar IMM) nanti muncul kesimpulan menjadi mahasiswa muslim itu adalah anugerah. Selain itu juga memberikan rasa nyaman dan aman bagi semua," tukas dia.
Muktamar IMM 2016 merupakan yang terbesar dari sebelumnya. Rencananya, rapat akbar mahasiswa Muhammadiyah ini akan dihadiri 5.000 peserta dari IMM seluruh Indonesia.
"Jumlah itu belum termasuk tim penggembira, kami juga akan ada bazar. Semoga konsolodasi internal ini bisa berjalan dengan baik dan kami mohon dukungannya dari Pak Hidayat," ujar salah seorang pimpinan IMM Abdul Rahman.