Bencana Tanah Bergerak di Malasari Bogor Meluas

Warga pun meminta direlokasi ke tempat yang lebih aman.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 15 Mei 2016, 16:41 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2016, 16:41 WIB
Achmad Sudarno/Liputan6.com
Petugas BPBD Bogor mendata korban pergerakan tanah di tenda pengungsian (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bogor - Bencana pergerakan tanah di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, kian meluas. Warga pun meminta direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Semula, bencana pergeseran tanah yang menyebabkan puluhan rumah warga mengalami retakan terjadinya di Kampung Sikantor pada 6 Mei 2016. Namun, kini meluas hingga melanda Kampung Sorongan dan Nyuncung.

Berdasarkan data pemerintah setempat menyebutkan 44 rumah di Kampung Sikantor terancam roboh akibat pergeseran tanah.

Sedangkan korban yang mengungsi di tenda pengungsian dan rumah sanak saudara sebanyak 29 kepala keluarga atau sekitar 86 jiwa.

"Sebagian ada yang mengungsi dan tinggal di rumah saudara, sisanya di tenda pengungsian," kata Kepala Desa Malasari, Suhendar, Minggu (15/5/2016).

Sementara bagi warga Kampung Sorongan dan Nyuncung masih bertahan menempati rumah mereka meski kondisi dinding dan lantai sudah mengalami retakan.

"Untuk sementara masih bisa ditempati karena retakan di dua kampung itu masih kecil, belum separah di Kampung Sikantor," kata dia.

Kendati demikian, lanjut Suhendar, pergerakan tanah di wilayah desanya terus terjadi dan meluas. Lebar retakan tanah berkisar antara 5-10 centimeter.

"Bencana ini terus dipantau karena sampai sekarang pergerakan tanah masih terus terjadi. Apalagi kalau diguyur hujan," terang dia.

Sementara warga meminta pemerintah daerah segera mengambil keputusan agar mereka tidak hidup terkatung-katung di tenda pengungsian maupun di rumah sanak keluarga. "Mungkin kalau untuk sementara waktu tinggal di rumah saudara, mereka tidak keberatan. Tapi kalau sampai lama, enggak enak hati juga sama keluarga," ungkap Wawan, korban retakan.

Samsudin warga lainnya mengaku sudah sepekan lebih menempati tenda pengungsian yang disediakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor.

Meskipun rumahnya tergolong belum rusak parah, namun ia lebih memilih mengungsi karena khawatir tiba-tiba rumahnya ambruk. "Soalnya masih terjadi hingga sekarang," ujar dia.

Sementara itu, Kasie Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, Budi Aksomo menyatakan sudah memasang dua tenda besar untuk menampung para pengungsi.

"Jika jumlah pengungsi terus bertambah tentu ada penambahan tenda," kata dia.

Budi menjelaskan, hingga kini BPBD belum mengambil keputusan untuk merelokasi warga ke tempat lebih aman maupun menginstruksikan kepada pengungsi bisa kembali ke rumah mereka masing-masing.

Itu karena BPBD belum menerima hasil kajian dari Dinas Energi dan Sumber Daya Air Mineral serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. "Kami masih menunggu hasil kajiannya," kata Budi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya